BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dunia Pertanian memang tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan manusia. Hal itu disebabkan karena pertanian merupakan kebutuhan
primer makhluk hidup.Semua makhluk hidup memenuhi kebutuhan makannya dengan
mengkonsumsi hasil pertanian. Seperti sayur – sayuran , buah-buahan atau bahkan
hasil alam lainnya yang digunakan untuk kepentingan lainnya.
Keseluruhan hasil alam tadi memerlukan proses untuk
tumbuh agar dapat dikonsumsi manusia. Nah , hal yang paling mendasar dalam
proses tumbuh tersebut adalah benih.. Kualitas suatu benih sangat
menentukan hasil alam yang akan
diperoleh. Semakin bagus benih , maka semakin menguntungkan pula hasil alam
tersebut. Contohnya , benih yang sesuai standar akan menghasilkan tumbuhan yang
baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Benih
merupakan salah satu alat reproduksi generatif tanaman yang memiliki suatu
organisasi yang teratur rapi, mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup
untuk melindungi serta memperpanjang kehidupannya. Benih sering disamaartikan
dengan biji, namun terdapat perbedaan yang mendasar antara kedua istilah
tersebut, yakni fungsinya. Benih berfungsi sebagai alat perbanyakan generatif,
sedangkan biji berfungsi sebagai bahan makanan.
Para petani
kita sejak dulu dan semasa pemerintahan belanda telah memiliki kesadaran bahwa
penggunaan benih yang baik dan
bermutu akan sangat menunjang dalam peningkatan produksinya, baik kwalitas
maupun kuantitas. Mereka sangat berhati-hati dalam memilih benih yang akan
digunakan.
Secara
tradisional pemilihan benih dilakukan pada waktu pemungutan hasil panen,
seperti pemilihan hasil ( selection) untuk benih padi, kacang-kacangan dll.
Benih yang berasal dari tanaman yang baik mereka sisihkan, dirawat, dan
disimpan sebaik-baiknya. Dengan cara ini tingkat mutu dan hasil tanaman dapat
dipertahankan, dan cara pengadaan benih semacam ini telah dilakukan beabad-abad
lamanya.
Namun seiring
berkembangnya zaman, kini di Indonesia sudah dilaksanakan suatu pola produksi
benih yang lebih terarah sehingga petani dapat lebih yakin untuk meningkatkan
produktivitas dengan benih yang unggul dan lebih sejahtera.
Dalam
pembuatan benih tidak sedikit dan tidak semudah apa yang kita pikirkan, dalam
pembuatan benih sangatlah rumit dengan tahapan-tahapan yang sangat membutuhkan
ketelitian dan kesabaran. Ada pun kegiatan dalam pembuatan benih yang memiliki
sertifikat yaitu : pengamatan viabilitas, vigor, kemurnian benih dan masih
banyak uji-uji yang dilakukan untuk mendapatkan benih unggul.
Pada
praktikum ini di tanam tanaman kacang
tanah untuk melihat pengaruh pemangkasan terhadap tanaman kacang tanah
tersebut.
Kacang tanah
merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang banyak dibutuhkan dalam menu
makanan sehari-hari dan bahan baku industri. Konsumsi kacang tanah semakin
meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, peningkatan gizi,
diversifikasi pangan dan peningkatan kapasitas industri pangan dan pakan
ternak.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.12
Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 4,
benih didefenisikan sebagai berikut : “ Benih tanaman, selanjutnya
disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak
dan atau mengembangbiakkan tanaman”.
Dalam perkembangbiakkan secara generatif, bibit
biasanya diperoleh dari benih yang disemaikan. Sementara perkembangbiakkan
secara vegetatif bibit dapat diartikan sebagai bagian tanaman yang berfungsi
sebagai alat reproduksi, misalnya umbi. (Baran Wirawan, 2004).
Struktur benih terdiri dari lembaga/embrio, cadangan
makanan untuk pertumbuhan embrio, dan pelindung yaitu kulit biji. Tempat
penyimpan cadangan makanan pada benih monokotol berbeda dengan dikotil. Pada
benih monokotil cadangan makanan lebih banyak tersimpan di endosperm, sedangkan
pada tanaman dikotil cadangan makanan tersimpan di kotiledon.
Dalam konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu
tinggi sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum
dengan sarana teknologi yang maju. Beberapa keuntungan dari penggunaan benih
bermutu, antara lain :
a)
menghemat penggunaan benih persatuan luas
b)
respon terhadap pemupukan dan pengaruh perlakuan agronomis lainnya
c)
produktivitas tinggi karena potensi hasil yang tinggi
d)
mutu hasil akan terjamin baik melalui pasca panen yang baik
e)
memiliki daya tahan terhadap hama dan penyakit, umur dan sifat-sifat
lainnya jelas
f)
waktu panennya lebih mudah ditentukan karena masaknya serentak.
(Sjamsoe’oed Sadjad, 1977).
Benih
adalah biji botanis yaitu biji hasil dari perkembangan bakal biji(ovul) di
dalam bunga kemudian menghasilkan biji botanis yang disebut dengan benih.
Pengertian benih dalam UU No. 12 tahun 1992 yaitu tanaman atau bagiannya yang
digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman.
Perkecambahan
merupakan proses metobolisme biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari
komponen kecambah (Plumula dan Radikula). Definisi perkecambahan adalah jika
sudah dapat dilihat atribut perkecambahannya, yaitu plumula dan rdikula dan
keduanya tumbuh normal dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan
ISTA.
Setiap
biji yang dikecambahkan ataupun yang diujikan tidak selalu prosentase
pertumbuhan kecambahnya sama, hal ini dipengaruhi bebagai macam
faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan perkecambahan. Kecepatan berkecambah
benih adalah kecepatan benih untuk berkecambah normal.
Benih
yang memiliki vigor yang tinggi akan lebih cepat berkecambah, karena memiliki
cadangan makanan yang tinggi, sehingga dapat membantu untuk berkecambah lebih
cepat di lingkungan yang optimum maupun yang suboptimum.
Uji
benih dalam kondisi lapang biasanya kurang memuaskan karena hasilnya tidak
dapat diulang dengan konsisten. Oleh karena itu, pengujian di laboratorium
dilaksanakan dengan mengendalikan faktor lingkungan agar mencapai perkecambahan
yang teratur, cepat, lengkap bagi kebanyakan contoh benih. Selain itu kondisi
yang terkendali telah distandarisasi untuk memungkinkan hasil pengujian yang
dapat diulang sedekat mungkin kesamaannya.
Pengujian
benih dalam kondisi lapang biasanya kurang memuaskan karena hasilnya tidak dapat
diulang dengan konsisten. Karena itu, pengujian dilaboratorium dilaksanakan
dengan mengendalikan faktor lingkungan agar mencapai perkecambahan yang
teratur, cepat, lengkap bagi kebanyakan contoh benih. Kondisi yang terkendali
telah distandarisasi untuk memungkinkan hasil pengujian yang dapat diulang
sedekat mungkin kesamaannya. Terdapat bermacam-macam metode uji perkecambahan
benih, setiap metode memiliki kekhususan tersendiri sehubungan dengan jenis
benih diuji, jenis alat perkecambahan yang digunakan, dan jenis parameter
viabilitas benih dinilai. Berdasarkan substratnya, metode uji perkecambahan
benih dapat digolongkan kedalam menggunakan kertas, pasir dan tanah. Pada
kesempatan ini yang akan dipelajari metode uji daya kecambah (SGT), uji
kecepatan berkecambah (IVT), uji hitung pertama (FCT), uji pertumbuhan akar dan
batang (RSGT). Kondisi lingkungan perkecambahan pada semua metode ini adalah
optimum.
2.1 tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu
-
mengetahui pengaruh pemangkasan bunga pada tanaman kacang terhadap biji
yang di produksi
-
mengetahui daya kecambah dari biji jagung yang dikecambahkan dengan
beberapa media seperti kertas stensil, pasir dan batu koral.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Benih
Benih sering
disamaartikan dengan biji, namun terdapat perbedaan yang mendasar antara kedua
istilah tersebut, yakni fungsinya. Benih berfungsi sebagai alat perbanyakan
generatif, sedangkan biji berfungsi sebagai bahan makanan. Dalam batasan
struktural, benih sama dengan buah tetapi dalam batasan fungsional tidak sama
dengan biji (SjamsoeĆ¢€™oed Saudjad, 1993).
Biji bukan objek pasca panen karena benih merupakan komoditi pertanian yang proses produksi dan persiapan sejak benih sumber yang ditanamharus jelas identitas genetiknya sampai menghasilkan benih bermutu sesuai analisis benih ditangan konsumen benih (Wahyu Qamara Munisjah, dkk, 1991) .
Biji bukan objek pasca panen karena benih merupakan komoditi pertanian yang proses produksi dan persiapan sejak benih sumber yang ditanamharus jelas identitas genetiknya sampai menghasilkan benih bermutu sesuai analisis benih ditangan konsumen benih (Wahyu Qamara Munisjah, dkk, 1991) .
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.12 tahun 1992 tentang
Sistem Budidaya Pertanian Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa
benih tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya
yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman.Dalam buku lain
tertulis benih disini dimaksudkan sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk
tujuan pertanaman (Sutopo, 2004). Namun bila kita telaah makna benih yang
terkandung dalam UU RI No.12 th. 1992, yang termasuk ke dalam pengertian benih
bukan hanya biji, namun bagian tanaman lain yang dapat digunakan perbanyakan
tanaman secara generatif maupun vegetatif seperti stek batang, daun, akar, dan
lain sebagainya. Sehingga dalam hal ini perlu adanya batasan mengenai benih
yang dimaksud pada praktikum kali ini, yang lebih mengacu pada biji sebagai
benih.
Biji adalah ovule
yang dewasa.Terbentuk satu atau lebih di dalam satu ovari pada legume,tapi
tidak pernah lebih dari satu biji terbentuk dalam ovari pada monokotil.Setiap
biji matang selalu terdiri paling kurang dua bagian,yaitu: (1).Embryo,(2).Kulit
biji (Seed coat atau testa).Embryo terbentuk atau berasal dari telur yang
dibuahi (zygote) dengan mengalami pembelahan sel di dalam embryo sac. Kulit
biji terbentuk dari integumen (satu atau lebih) dari ovule.Pada legume umumnya
terdapat dua lapis kulit biji.Lapisan sebelah dalam tipis dan lunak,sedangkan
lapisan sebelah luar tebal dan keras fungsinya sebagai lapisan proteksi
terhadap suhu,penyakit dan sentuhan mekanis. Biji masak terdiri dari tiga
bagian yaitu: embrio dan endosperm yang dihasilkan dari pembuahan ganda
serta kulit biji yang dibentuk oleh dinding bakal biji, termsuk kedua integumentnya.
(Kamil, 1982).
benih adalah
bahan tanaman yang digunakan untuk tujuan mengembangbiakan tanaman hutan.
Terdapat kata kunci “tujuan
mengembangbiakan”. Dengan kata lain biji atau bahan vegetatif
yang tidak digunakan untuk tujuan mengembangbiakan tanaman bukan dinamakan
benih.
Sifat-sifat benih berdasarkan daya
simpannya dibedakan menjadi:
1. Benih Rekalsitran adalah benih
yang memiliki daya simpan yang singkat.
2. Benih Ortodok adalah benih yang
memiliki daya simpan yang relatif lama.
Kedua ciri-ciri benih tersebut
sebagai berikut:
Benih
Ortodoks
|
Benih
Rekalsitran
|
Dapat
disimpan dengan kadar air 5-10%
|
Hanya
dapat disimpan sampai kadar air 25-30%
|
Pelindung
biji berupa kulit biji pada umumnya keras
|
Pelindung
biji pada umumnya tidak keras
|
Memerlukan
perlakuan khusus untuk berkecambah
|
Tidak
memerlukan perlakuan khusus untuk berkecambah
|
B. Produksi Benih dan
Pegujian Mutu Benih
Viabilitas
benih adalah daya hidup benih yang dapat ditunjukkan melalui gejala
metabiolisme dan atau gejala pertumbuhan, selain itu daya kecambah juga
merupakan tolak ukur parameter viabilitas potensial benih (Sadjad, 1993). Pada
umumnya viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi
kecambah. Istilah lain untuk viabilitas benih adalah daya kecambah benih,
persentase kecambah benih atau daya tumbuh benih. Perkecambahan benih mempunyai
hubungan erat dengan viabilitas benih dan jumlah benih yang berkecambah dari
sekumpulan benih merupakan indeks dari viabilitas benih.
Viabilitas
ini makin meningkat dengan bertambah tuanya benih dan mencapai perkecambahan
maksimum jauh sebelum masak fisiologis atau sebelum tercapainya berat kering maksimum,
pada saat itu benih telah mencapai viabilitas maksimum (100 persen) yang
konstan tetapi sesudah itu akan menurun sesuai dengan keadaan lingkungan
(Kamil, 1979).
Umumnya
parameter untuk viabilitas benih yang digunakan adalah presentase perkecambahan yang cepat dan pertumbuhan
perkecambahan kuat dalam hal ini mencerminkan kekuatan tumbuh yang dinyatakan
sebagai laju perkecambahan. Penilaian dilakukan dengan membandingkan kecambah
satu dengan kecambah lainnya sesuai kriteria kecambah normal, abnormal dan mati
(Sutopo, 2002).
Uji
Viabilitas Dapat melalui indikasi langsung ataupun indikasi tidak langsung
(Aryunis,dkk.2009)
Benih
Mati: Benih yang pada akhir pengujian tidak berkecambah tetapi bukan sebagai
benih keras maupun benih segar. Biasanya benih mati lunak, warnanya memudar,
dan seringkali bercendawan.(Mugnisjah et. al. 1994)
Alat
pengecambah benih adalah alat yang digunakan untuk mengecambah benih.Dimana
dapat diatur kondisi lingkungan yang optimum untuk perkecambahan.Alat
pengecambah buatan luar negeri antara lain :Burrows Model 1000A (1850) ,
Mangelsdorf dan Junior.Sedangkan buatan dalam negeri (Institut Pertanian Bogor)
adalah tipe-tipe IPB 73-2A , IPB 73-2A/B yang dapat digunakan untuk menguji
daya kecambah benih.(Sutopo , 2010).
Kelembaban
relatif ruang perkecambahan harus antara 90 – 95%. (Sutopo , 2010).
Yang
dimaksud dengan kemampuan tumbuh secara normal , yaitu dimana perkecambahan
benih tersebut menunjukkan kemampuan untuk tumbuh dan berkembang menjadi bibit
tanaman dan tanaman yang baik dan normal , pada lingkungan yang telah
disediakan yang sesuai bagi kepentingan pertumbuhan dan perkembangannya.Yang
dimaksud dengan lingkungan untuk perkecambahan benih , yaitu kelembaban ,
temperatur , oksigen dan kadang – kadang bagi benih tertentu diperlukan pula
cahaya.(Kartasapoetra ,1992)
Faktor yang Mempengaruhi Mutu
Benih
Mutu benih merupakan perpaduan
dari karakter genetik dan pengaruh lingkungan. Adapun faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap mutu benih antara lain faktor lingkungan dan faktor status
benih (kondisi fisik dan fisiologis benih).
1) Faktor genetik
Genetik merupakan faktor
bawaan yang berkaitan dengan komposisi genetika benih. Setiap jenis atau
varietas memiliki identitas genetik yangblog mutfiahblog mutfiah berbeda.
Sebagai contoh, mutu daya simpan benih kedelai lebih rendah dibanginkan dengan
mutu daya simpan benih jagung, kekuatan daya tumbuh (vigor) dan produksi benih
jagung hibrida lebih tinggi dari benih jagung biasa (komposit). Demikian pula
padi var. Peta memiliki mutu daya simpan yang lebih baik dari benih padi var.
Chainan. Semua perbedaan tersebut diakibatkan perbedaan gen yang ada di dalam
benih.
2) Faktor lingkungan
Faktor lingkuingan yang
berpengaruh terhadap mutu benih berkaitan dengan kondisi dan perlakuan selama
prapanen, pancapanen, maupun saat pemasaran benih. Faktor-faktor tersebut
adalah sebagai berikut :
a)
Lokasi produksi dan waktu tanam, b)
Teknik budidaya, c)
Waktu dan cara panen, d)
Penimbunan dan penanganan hasil
3) Faktor fisik dan fisiologis
Faktor ini berkaitan denganperforma benih seperti
tingkat kemasakan, tingkat kerusakan mekanis, tingkat keusangan (hubungan
antara vigor awal dan lamanya disimpan), tingkat kesehatan, ukuran dan berat
jenis, komposisi kimia, struktur, tingkat kadar air, dan dormansi benih.
a) Tingkat kemasakan benih, b) Tingkat
keusangan benih, c) Tingkat
kerusakan benih, d) Tingkat
kesehatan benih, e) Ukuran dan
berat jenis benih, f) Komposisi
kimia benih, g) Struktur benih,
h) Tingkat kadar air benih, i) Dormansi benih(Anonym. 2009)
C. Tanaman Kacang Tanah
Berikut
ini adalah klasifikasi Kacang Tanah:
Kerajaan:
Plantae. Divisi: Tracheophyta.
Subdivisi: Angiospermae. Kelas: Magnoliophyta.
Ordo: Leguminales.
Famili:Papilionaceae. Subfamili: Faboideae.
Bangsa: Aeschynomeneae.
Genus: Arachis.
Spesies: Arachis hypogeae L
Kacang
tanah merupakan salah satu sumber protein nabati yang cukup penting di
Indonesia, luas pertanamannya menempati urutan 4 setelah padi, jagung dan
kedelai. Dalam meningkatkan produksi juga dituntut untuk tetap menjaga
lingkungan agar tidak rusak sehingga produksi bisa lestari. Upaya untuk meningkatkan
Kacang tanah dengan perluasan areal memanfaakan lahan kering yang belum
dikelolah secara optimal, memanfaatkan limbah. pertanian sebagai pupuk untuk
menekan biaya produksi serta pengelolaan tanaman secara baik (Arinong, 2008).
Menurut
Ingale (2011) kacang tanah berasal dari Amerika Selatan. Kacang tanah dapat
hidup baik pada wilayah tropis dengan suhu sedang hingga panas (maksimal 32oC).
Kacang tanah dapat bersimbiosis dengan beberapa mikroorganisme yang dapat
membantu pertumbuhan tanaman kacang tanah. Mikroorganisme yang dapat
bersimbiosis seperti rhizobium dan tricoderma.
Menurut
Suprapto (2000) dalam Evita (2012), faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya
produksi kacang tanah adalah pengolahan yang kurang optimal sehingga
drainasenya buruk dan strukturnya padat, pemeliharaan tanaman yang kurang
optimal, serangan hama dan penyakit, penanaman varietas yang berproduksi
rendah, mutu benih yang rendah dan periode kekeringan yang cukup lama terjadi
pada fase pengisian polong. Penurunan produksi ini pada umumnya disebabkan oleh
penurunan luas lahan dan produktivitas lahan penanaman kacang tanah yang terus
menurun. Karena itu maka upaya peningkatan produksi kacang tanah harus melalui
intensifikasi, salah satunya dengan pemupukan (Raja ,2013).
Kondisi lingkungan seperti suhu dan
cuaca dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanamn kacang tanah. Pada
fase vegetatif dan generatif dibutuhkan suhu yang optimal daripada panjang hari
penyinaran matahari terhadap tanaman. Suhu optimal untuk tanaman kacang tanah
berkisar antara 25o-35o C. Pada fase pembungaan membutuhkan spesifikasi suhu
yang bebrbeda lagi yaitu berkisar 24o-27oC. Pada dasarnya kacang tanah
memerluakan iklim yang lebih panas dibandingakan dengan jagung dan kedelai
(Feronika, 2013).
Morfologi
Tanaman Kacang Tanah
a.Bunga
Bunga
kacang tanah terdapat pada ketiak daun yang berada dekat dengan tanah.
Masing-masing pembungaan memiliki 2-5 kuntum bunga. Bunga tersusun atas sebuah
hifantium berbentuk tabung yang panjangnya 4-6 cm. Hifantium adalah gabungan
bagian pangkal kelopak, mahkota, dan tabungsari. Warna mahkota bunga bervariasi
dari kuning pucat sampai jingga merah. Tangkai sari berjumlah sepuluh dengan
2-6 bakal biji. Setelah terjadi pembuahan akan terbentuklah bentukan yang mirip
tangkai, yang disebut ginifor. Ginofor ini akan tumbuh menuju ke dalam tanah
menjadi buah matang yang disebut polong. Jika jarak antara ginofor dan tanah
lebih dari 15 cm ginofor ini akan gagal mencapai tanah dan ujungnya akan mati.
Kacang tanah dapat tumbuh dengan baik pada keadaan tanah yang gembur dan cukup
kering. pH tanah yang optimum bagi pertumbuhan kacang tanah adalah sebesar
5,5-6,5. sedangkan suhu rata-rata optimumnya adalah 30oC dan pertumbuhan akan
terhenti pada suhu 15oC. Curah hujan antara 500mm-600mm yang tersebar merata
selama masa pertumbuhannya.
b.
Akar
Kacang
tanah berakar tunggang dengan akar cabang yang tumbuh tegak lurus. Akar cabang
ini mempunyai bulu akar yang bersifat sementara yang berfungsi sebagai penyerap
hara. Bulu akar ini dapat juga mati dan dapat bersifat permanen. Jika bersifat
permanen terus, bulu akar ini berfungsi sebagai penyerap unsure hara dari dalam
tanah. Kadang polongnya memiliki alat penghisap seperti bulu akar yang
berfungsi menyerap unsure hara pula.
Akar
samping atau akar serabut tanaman terdapat bintil bintil atau modul yang berisi
bakteri yang sering di sebut dengan Rhizobium sp. Bakteri ini mampu mengikat
zat lemas ( nitrogen ) bebas dari udara. Pemberian pupuk nitrogen seperti urea
akan membuat bakteri menjadi malas untuk mengikat nitrogen sehongga produksi
polong meningkat.
c.
Batang
Berbentuk
cabang percabangan terdiri dari dua jenis yaitu dengan cabang vegetatif dan
cabang reproduktif. Cabang vegetatif dicirikan dengan adanya daun sisik yang
disebut katofil yang terdapat pada 2 buku pertama pada cabang. Cabang vegetatif
sekunder dan tertier dapat berkembang dari cabang vegetatif primer.
d.
Daun
Daun
pada batang utama tersusun spirat, pada cabang vegetatif primer tersusun
berseling, berdaun 4, dengan 2 pasang daun duduk berhadapan berbentuk membundar
telur sungsang berukuran 3 – 7 cm x 2 – 3 cm, panjang tangkai daun 3 – 7 cm,
terdapat bagian yang menggembung pada dasar tangkai daun pada dasar setiap
daun. Hal ini merupakan ciri adanya pergerakan pada malam hari yaitu tangkai
daun akan menggulung ke bawah dan daun akan menggulung ke atas sampai keduanya
bersentuhan.
e.
Buah
Kacang
tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi pembuahan. Bakal buah
tersebut tumbuh memanjang.inilah yang disebut dengan ginofera yang akan menjadi
tangkai polong. Cara pembentukan polong adalah mula mula ujung ginofora tumbuh
meruncing ke atas. Setelah tumbuh ginofora tersebut melengkung ke bawah dan
masuk kedalam tanah. Setelah menembus tanah, ginofora mulai membentuk polong.
Pertumbuhan ginofora akan terhenti setelah membentuk polong. Panjang ginofora
dapat mencapai 18 cm. ginofora terbentuk di udara atau diatas tanah sedangkan
buah terbentuk di dalam tanah. Ginofora yang terbentuk di bagian cabang atas
tidak mampu masuk ke dalam tanah, sehingga tidak dapat terbentuk polong. Ujung
polong ada yang tumpul dan ada yang runcing. Dua biji dalam polong ada yang
berbentuk pinggang dan ada juga yang tidak berbentuk pinggang.Buah polong
berbentuk silindris, berisi 1 – 6 biji buah yang siap dipanen memiliki ciri
warna coklat kehitam-hitaman.
f.
Biji
Setiap
biji diliputi oleh selaput biji tipis berwarna antara putih hingga merah muda,
merah, ungu, coklat kemerahan dan sedikit kecoklatan. Setiap biji memiliki dua
keeping biji yang lebar, epikotil dengan daun dan tunas primordial, hipokotil
dan akar primer. Biji yang akan dijadikan benih yang baik memiliki
syarat-syarat sebagai berikut :
Berasal
dari tanaman yang baru dan varietas unggul
Daya
tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat
Kulit
benih mengkilap, tidak keriput, dan cacat
Murni
atau tidak bercampur dengan varietas lain
Kadar
air benih berkisar 9 – 12 % (Feronika,
2013).
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan). Divisio :
Spermatophyta (tumbuhan berbiji). Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup).
Classis : Monocotyledone (berkeping satu). Ordo : Graminae (rumput-rumputan). Familia
: Graminaceae. Genus : Zea. Species : Zea mays L.
Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan
termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat
kemungkinan munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dan lingkungan
tertentu. Pengaruh Lingkungan Terhadap Tumbuhan Faktor-faktor lingkungan akan
mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman. Respons tanaman sebagai akibat faktor
lingkungan akan terlihat pada penampilan tanaman. Tumbuhan menyesuaikan diri
dengan lingkungannya, disini terlihat bahwa tumbuhan saling mempengaruhi dengan
lingkungannya. Begitu pula biasanya vegetasi yang tumbuh disekitar ekosistem
tersebut juga spesifik atau tertentu. Karena hanya tumbuhan yang sesuai dan cocok
saja yang dapat hidup berdampingan. Tumbuhan pun mempunyai sifat menolak
terhadap tumbuhan yang tidak disukainya, yaitu dengan mengeluarkan zat kimia
yang dapat bersifat bagi jenis tertentu. Sifat tersebut dinamakan allelopati
(Irwan,2007).
Jagung
termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga type akar, yaitu akar
seminal, akar adventif, dan akar udara. Akar seminal tumbuh radikula dan
embrio. Akar adventif disebut juga akar tunjang, akar ini tumbuh dari buku
paling bawah, yaitu sekitar 4 cm dari permukaan tanah. Sementara akar udara
adalah akar yang keluar dari dua atau lebih buku terbawah dekat permukaan tanah
(Purwono dan Hartono, 2005).
Batang
tanaman jagung bulat silindris, yang masih muda berwarna hijau dan rasanya
manis karena banyak mengandung zat gula, beruas-ruas, dan pada bagian pangkal
beruas sangat pendek dengan jumlah sekitar 8-20 ruas. Rata-rata panjang tanaman
jagung antara satu sampai tiga meter.
Daun
tanaman jagung berbentuk pita atau garis. Selain itu juga mempunyai ibu tulang daun
yang terletak tepat di tengah-tengah daun dan sejajar dengan ibu daun. Tangkai
daun merupakan pelepah yang biasanya berfungsi untuk membungkus batang tanaman
jagung.
Bunga
jantan terdapat pada malai bunga di ujung tanaman, sedangkan bunga betina terdapat
pada tongkol jagung. Bunga betina ini yang biasa disebut sebagai
tongkol (Warisno, 2007).
Buah
jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji jagung mempunyai
bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi, tergantung pada
jenisnya. Pada umumnya jagung memiliki barisan biji yang melibit secara lurus
atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji jagung terdiri
atas tiga bagian utama yaitu kulit biji, endosperm dan embrio (Rukmana, 2004).
Curah
hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan
pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan
atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang
ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak
optimal. Suhu optimum antara 230 C – 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan
tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi
optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan
tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %,
sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800
m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl (Prabowo, 2007).
BAB.III
METODELOGI
PENELITIAN
A.Tempat dan
Waktu
1.
Pengaruh pembungaan/pemangkasan
bunga dalam produksi benih kacang tanah.
Praktikum ini dilaksanakan di lahan basah Fakultas
Pertanian Universitas Andalas, dari tanggal 9 maret sampai 24 mei 2015, yang
dilaksanakan setiap hari minggu dari jam 8-selesai, namun untuk pengamatan dan
pemeliharaan dilaksanakan 1 kali dalam dua hari.
2.
Hubungan antara posisi biji dalam
buah dengan mutu benih cabai dan jagung.
Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium Agronomi
Lt.1 Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Andalas, dari tgl 9 maret hingga 8 mei 2015 setiap hari jumat pukul
16.00-selesai.
B. Bahan dan
Alat
1. Pengaruh
pembungaan/pemangkasan bunga dalam produksi benih kacang tanah.
Bahan yang digunakan pada praktikum
ini adalah benih kacang tanah varietas kelinci, inokulan, pupuk kandang, kapur
(CaCO3), pupuk urea, posfor (SP36) dan kalium (KCl), air dan
insektisida, sedangkan alat yang digunakan yaitu cangkul, kantong plastik
(untuk meletakan benih dan pupuk), baskom (untuk merendam benih dan menyiram
tanaman),karung (untuk meletakkan pupuk kandang), gunting (untuk memangkas
bunga), tali rafia dan tonggak kayu (sebagai penanda dan pembatas sampel
tanaman), serta buku dan alat tulis
(untuk pengamatan).
Tabel 1. Perlakuan pemangkasan bunga pada tanaman
kacang tanah.
No
|
Perlakuan
|
Kode
|
Kelompok
prakt.
|
1
|
Pemangkasan
bunga 1 MSB
|
A
|
1
|
2
|
Pemangkasan
bunga 2 MSB
|
B
|
2
|
3
|
Pemangkasan
bunga 3 MSB
|
C
|
3
|
4
|
Tanpa
Pemangkasan
|
D
|
4
|
5
|
Pemangkasan
bunga 4 MSB
|
E
|
5
|
2. Hubungan
antara posisi biji dalam buah dengan mutu benih cabai dan jagung.
Bahan yang digunakan untuk praktikum
ini adalah benih jagung, benih cabai, benih kacang tanah, dan batu coral.
Sedangkan alat yang digunakan untuk praktikum ini adalah gunting/pisau, tanah,
plastik, kertas stensil, handsprayer, timbangan analitic, germinator datar dan
germinator miring, kotak untuk mengecambahkan benih dan alat tulis untuk
pengamatan.
C. Pelaksanaan
A. Pengaruh
pembungaan/pemangkasan bunga dalam produksi benih kacang tanah.
Persiapan yang pertama dilakukan yaitu lahan dibersihkan dari gulma,
dll. Setelah itu dibuat bedengan dengan luas 90 x 150 cm, sebanyak 10 petakan
yang terdiri dari 5 bedengan utama dan 5 lagi untuk sisipan. Setelah bedengan
siap ditambahkan kapur sesuai kebutuhan begitu juga dengan pupuk dasar, setelah
itu di inkubasi selama kurang lebih 1 minggu, selanjutnya dilakukan penanaman
dengan jarak tanam 15 x 30 cmdengan sistem tugal. Ditanam benih 2 biji per
lubang tanam. Setelah penjarangan dengan mencabut 1 tanaman dan tinggalkan satu
yang terbaik untuk dipelihara selanjutnya, jika ada yang tidak tukbuh maka
dilakukan penyulaman tanaman, pemeliharaan yang dilakukan yaitu berupa
pengamatan agronomis seperti pengambilan data primer seperti tinggi tanaman,
jumlah daun, lebar daun dan juga pemangkasan sesuai dengan perlakuan kelompok
masing-masing, selama pengamatan juga dilakukan
pemeliharaan seperti menyiangi gulma, membumbun dan menggemburkan tanah.
Setelah panen benih dilakukan pengujian terhadap kualitas benih berdasarkan
bentuk fisik biji kacang tanah.
B.
Hubungan antara posisi biji dalam
buah dengan mutu benih cabai dan jagung.
Buah cabai dipotong atas 3 bagian yaitu bagian ujung, tengan dan
pangkal, kemudian bijinya dikeluarkan secara terpisah dan dikering anginkan.
Untuk jagung dipipil dari tongkolnya dan dipisahkan biji yang terletak dibagian
pangkal, tengah dan ujung tongkol, setelah benih/biji tersebut dikering
anginkan dilakukan pengujian viabilitas dan vigornya, sesuai dengan standar
pengujian vigor dan viabilitas benih. Untuk pengujian vigor dan viabilitas cara
kerja nya yaitu pertama kertas stensil dibasahkan dengan air sampai cukup
lembab, kertas terdiri atas 2 bagian, bagian bawah dan atas, bagian bawah itu
terdiri dari 2 lembar dan bagian atasnya 1 lembar saja. Untuk pengujian IVT dan
FCT menggunakan 25 benih cabai dan jagung yang disusun horizontol 5/baris, sedangkan
untuk pengujian RSGT menggunakan 15 benih jagung dan cabai disusun vertikal
dibagian paling samping stensil dan dikondisikan bagian munculnya radikula
searah, dan untuk pengujian BGT menggunakan 25 benih cabai dan jagung yang
dikecambahkan di dalam box yang berisi tanah dan dibagian atasnya di susun batu
coral (batu bata). Untuk pengujian IVT dan FCT itu di letakan di germinator
datar diamati 2 hari sekali, sedangkan untuk RSGT di letakan di germinator
miring diamati 2 kali sehari. Untuk pengamatan BGT juga dilakukan 2 kali
sehari.
D. Rancangan Percobaan
A. Pengaruh
pembungaan/pemangkasan bunga dalam produksi benih kacang tanah.
Percobaan praktikum menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL).
B. Hubungan
antara posisi biji dalam buah dengan mutu benih cabai dan jagung.
Menghitung presentase perkecambahan
benih.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengaruh
pemangkasan bunga terhadap produksi benih kacang tanah
Dari
praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil
hasil seperti diatas. Di hasil dapat dilihat bahwa tanaman kacang tanah
hidup dengan baik dan hanya terdapat beberapa gangguan pada tanaman tersebut
seperti adanya penyakit dan hama hal itu dapat terjadi karena tanaman tidak di
rawat dengan sebaiknya dan adanya inang alternatif dari hama yang dapat menjadi
tempat tinggal nya karena kurangnya pemeliharaan dari tanaman tersebut.
Adapun
tanaman kacang tanah merupakan tanaman polong-polongan atau legum dari famili Fabaceae, kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia.Kacang tanah merupakan
sejenis tanaman tropika. Ia tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1
hingga 1½ kaki) dan mengeluarkan daun-daun kecil.
Tanaman kacang tanah
pada dasarnya dapat ditanam hampir di semua jenis tanah, mulai tanah bertekstur
ringan (berpasir), bertekstur sedang (lempung berpasir), hingga bertekstur
berat (lempung). Namun, tanah yang paling sesuai untuk tanaman kacang tanah
adalah yang bertekstur ringan dan sedang.
Tanaman kacang tanah dapat hidup pada keadaanCurah
hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan
bunga sulit terserbuki oleh serangga dan akan meningkatkan kelembaban di
sekitar pertanaman kacang tanah. Suhu udara sekitar 28-320C. Bila suhunya di
bawah 100C, pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan kerdil.Kelembaban udara
berkisar 65-75 %.
Penyinaran matahari penuh dibutuhkan,
terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.
Jenis tanah yang
sesuai adalah tanah gembur / bertekstur ringan dan subur.pH antara
6,0-6,5.Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan
akhirnya mati.Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering
baik bagi pertumbuhan kacang tanah. Tanaman kacang tanah dapat berproduksi dengan
baik jika kondisi lingkungan yang cocok adanya pemeliharaan dan pemupukan yang
berimbang terhadap tanaman.
Dari praktikum ini
dengan mengukur dan menghitung tinggi
tanaman, jumlah cabang dan jumlah bunga setiap minggunya didapatkan hasil rata
- ratayaitu dari tinggi tanaman hasil yang tertinggi yaitu pada tanaman kacang
dengan perlakuan pemangkasan bunga setelah 4 minggu berbunga yaitu dengan rata
– rata 72,8. Dan untuk pemangkasan bunga 1 minggu setelah berbunga yaitu 52,8.
Untuk perlakuan pemangkasan 2 minggu setelah tanam yaitu 69,6. Untuk perlakuan pemangkasan 3 minggu setelah tanam
yaitu 46,2. Dan untuk kontrol atau tanpa perlakuan yaitu 46,4.
Pada perlakuan 4
minggu dapat dilihat bahwa tanaman lebih tinggi di karenakan pertumbuhan lebih
terfokus pada tinggi dan biasanya memiliki polong yang kecil karena rata – rata
unsur hara digunakan untuk pertumbuhan ke atas, hanya saja tidak dapat
dibuktikan kebenaran nya dari praktikum ini, karena praktikum ini tidak sampai
pada proses panen sehingga tidak didapatkan hasil yang diinginkan. Pada
dasarnya tanaman kacang tanah dapat berbunga seminngu setelah
tanam. Dan tanaman kacang tanah menggunakan bunga sebagai bakal buah
didalam tanah. Jadi bunga yang lebih dominan menjadi biji didalam tanah adalah
bunga yang lebih dekat di atas permukaan tanah dari pada bunga yang berada
diatas atau pucuk tanaman.
Setelah dilakukan
perhitungan dan uji lanjut di dapatkan hasil bahwa adanya pengaruh pemangkasan
bunga terhadap tinggi tanaman dilihat dari keragaman antar tinggi tanaman dari
masing – masing perlakuan.
Fase
vegetatif pada tanaman kacang tanah
terutama terjadi pada perkembangan akar, daun dan batang baru. Fase ini
berhubungan dengan 3 proses penting : (1) pembelahan sel, (2) pemanjangan sel,
dan (3) tahap awal dari diferensiasi sel (Suketi, 2010).
Fase vegetatif pada tanaman kacang tanah
dimulai sejak perkecambahan
hingga
awal pembungaan, yang berkisar antara 26 hingga 31 hari setelah tanam,
dan
selebihnya adalah fase reproduktif. Fase vegetatif tersebut dibagi menjadi 3
stadia,
yaitu perkecambahan, pembukaan kotiledon, dan perkembangan daun
bertangkai
empat (tetrafoliate). Daun kacang tanah muncul dari buku pada batang
utama
atau cabang (Trustinah, 1993).
Fase
reproduktif terjadi pada pembentukan dan perkembangan kuncup-
kuncup
bunga, buah dan biji atau pada pembesaran dan pendewasaan strutur
penyimpanan
makanan, akar-akar dan batang (Suketi, 2010). Penandaan fase
reproduktif
didasarkan atas adanya bunga, buah dan biji.
Menurut Boote (1982),
fase
reproduktif kacang tanah menjadi delapan stadia, yaitu mulai berbunga (R1)
pada
27-37 hari setelah tanam (HST), pembentukan ginofor (R2) pada 32-36
HST, pembentukan polong (R3) pada 40-45 HST,
polong penuh/maksimum (R4)
pada
44-52 HST, pembentukan biji (R5) pada 52-57 HST, biji penuh (R6) pada
60-68
HST, biji mulai masak (R7) pada 68-75 HST, dan masak panen (R8) pada
80-100
HST.
2. Hubungan
antara posisi biji dalam buah dengan mutu benih cabai dan jagung.
Mutu benih
merupakan perpaduan dari karakter genetik dan pengaruh lingkungan. Adapun
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap mutu benih antara lain faktor
lingkungan dan faktor status benih (kondisi fisik dan fisiologis benih).
Pada pengujian mutu benih dan
kemampuan benih berkecambah dengan meggunakan posisi benih yaitu posisi ujung,
tengah dan pangkal. Dengan menggunakan media tanam yaitu kertas stensil, batu
koral dan pasir.
Perkecambahan adalah
munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang merupakan hasil
pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada perkembangan embrio saat berkecambah,
bagian plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, sedangkan radikula menjadi
akar. perkecambahan merupakan pengaktifan kembali aktivitas pertumbuhan
embryonic axis didalam biji yang terhenti untuk kemudian membentuk bibit.
Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan dikenal dua tipe
perkecambahan yaitu hypogeal dan epigeal.(Kamil.,1982)
Pada serealia dan
rerumputan monocot embryo terdiri atas cotyledon dan embryonic axsis. Setiap
biji yang sangat muda dan sedang tumbuh seperti pada tanaman serealia seperti
jagung, padi, gandum selalu terdiri dari tiga bagian yaitu embryo, kulit biji
dan endosperm. Namun pada jenis legumes hanya terdiri dari embryo dan kulit
biji sedangkan endosperm ada namun sangat sedikit sekali. (Kamil, 1982).
Uji Perkecambahan Baku
atau SGT (Standard Germinator Test) merupakan pengujian yang paling banyak
digunakan oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan pengujian benih, dengan
metode yang yang sangat sederhana namun dapat memberikan hasil yang yang
optimal. Oleh karena itu Uji Perkecambahan Baku ini merupakan salah satu
pengujian benih yang dilakukan kegiatan pembenihan di seluruh dunia. (Kuswanto,
1997)
Metode palksanaan Uji
Perkecambahan Baku ialah sebagai berikut:
1. Kertas
stensil dibasahi sebanyak 2 lembar untuk 50 buah benih yang akan diuji.
2. Penyusunan
benih dalam 5 baris masing-masing 10 biji.
3. Kemudian
basahkan lagi 1 lembar kertas stensil, gunakan sebagai penutup.
4. Lipat
kedua sisi kertas kira-kira 1,5 cm kearah dalam, kemudian gulung kertas menjadi
4 bagian.
5. Dilakukan
masing-masing 2 atau 4 ulangan.
6. Letakkan
digerminator secara mendatar. Lakukan pengamatan pada hari ke 3, 5, 7.(Kuswanto,
1997)
Dari perhitungan dapat diketahui bahwa
benih tumbuh dengan baik baik itu pada SGT,IVT,FCT dan RSGT dengan rata – rata
persentase perkecambahan lebih dari 90 % dan ada beberapa benih yang memiliki
vigor yang tinggi tumbuh dengan normal dan ada beberapa yang kurang normal.
Vigor benih adalah
sifat benih yang merupakan kemampuan benih tersebut untuk berkecambah dengan
seragam, cepat dan menghasilkan bibi normal dari berbagai kondisi
lingkungan dilapangan.
Kecambah normal
merupakan kecambah yang menunjukan potensi untuk berkembang lebih lanjut hingga
menjadi tanaman normal. Sedangkan kecambah tidak normal atau abnormal tidak
menunjukan adanya potensi untuk berkembang lebih lanjut. Daya kecambah benih
memberikan informasi kepada pemakai benih akan kemampuan benih tumbuh normal menjadi
tanaman yang berproduksi wajar dalam lingkungan yang optimum. Kriteria
kecambah normal diantaranya adalah a. benih berkecambah memiliki perkembangan
sistem perakaran yang baik, terutama akar primer dan akar seminal paling
sedikit dua. b. perkembangan hipokotil baik dan sempurna tanpa ada kerusakan
pada jaringan. c. pertumbuhan plumula sempurna dengan daun hijau tumbuh
baik. Epikotil tumbuh sempurna dengan kuncup normal. d. memiliki satu
kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi dikotil. (sadjad, 1994).
kecambah abnormal
memiliki criteria a.kecambah rusak tanpa kotiledon, embrio pecah, dan akar
primer pendek. b. bentuk kecambah cacat, perkembangan bagian-bagian penting
lemah dan kurang seimbang. Plumula terputar, hipokotil, epikotil, kotiledon
membengkok, akar pendek, kecambah kerdil. c. kecambah tidak membentuk
klorofil. d. kecambah lunak. (Sadjad, 1994).
Daya
kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan kemampuan benih
tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam lingkungan yang
optimum.
Pada proses perkecambahan seperti pada
perkecambahan RSGT dan umumnya pada bagian ujung dan pangkal terdapat benih
dengan vigor yang tidak baik dan ada benih yang tidak dapat tumbuh.
Benih yang
memiliki vigor rendah berakibat:
- Kemunduran benih yang cepat selama penyimpanan
- Makin sempitnya keadaan lingkungan di mana benih dapat tumbuh
- Kecepatan berkecambah benih menurun
- Kepekaan akan serangan hama penyakit meningkat
- Meningkatnya jumlah kecambah abnormal
- Rendahnya produksi tanaman (sadjad, 1994)
Dari pengukuran dan perhitungan dapat dilihat bahwa hasil rata – rata
perkecambahan tanamana jagung yang lebih baik dan memiliki prentase yang tinggi
yaitu pada bagian tengah yaitu 96%. Hal tersebut dapat dikarenakan tanaman
jagung memiliki biji yang tidak sama besar antar posisi biji – biji tersebut. Pada bagian
ujung lebih memiliki biji yang kecil – kecil dan cendrung lebih lunak sedangkan
pada pangkal memiliki biji yang cendrung keras dan besar – besar sedangkan pada
bagian tengah jagung memiliki biji yang hampir seragam dan tidak begitu keras
dan tebal.
BAB
V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari
praktikum yang telah dilakukan dan telah dilakukan pengolahan dan data dan
pengujian lanjut menggunakan data tinggi tanaman dan jumlah cabang dapat diambil kesimpulan bahwa adanya
pengaruh pemangkasan bunga terhadap produksi benih kacang tanah.
Pada
perkecambahan benih menggunakan posisi biji pada tanaman jagung pada perlakuan
IVT dan FCT rata – rata persentase perkecambahan terbesar yaitu pada posisi bji
pada bagian tengah. Dapat di katakan bahwa adanya pengaruh posisi biji pada
tanaman jagung untuk kempampuan berkecambah
2. Saran
Diharapkan untuk
praktikumnya lebih diitensifkan lagi dan dibutuhkan ketekunan dalam melakukan
praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Aak. 1989. Kacang Tanah. Yogyakarta : Kanisius.
Agro, Alul. 2009. Pertumbuhan Vegetatif. www.alulagro.blogspot.com/2009/04/pertumbuhan-veg. Diakses
pada tanggal 7 mei 2015
Agustina Liliek.
2000. Nutrisi Tanaman. Bogor : Bineka
Cipta
Anonym. 2009. Vigor benih. http://teknologibenih.blogspot.com/2009/10/vigor-benih.html. diakses
pada tanggal 7 mei 2015
Arinong R. 2008.
dkk. Peningkatan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.) dengan
Pemberian Jerami Padi dan
Aryunis , ir , dkk 2009. Penuntun
Pratikum Teknologi Benih . Fakultas Pertanian Universitas Jambi: Jambi
Kamil , jurnalis . 1979 . Dasar
Teknologi Benih . Angkasa Raya : Padang
Kartasapoetra ,Ir.Ance G.1992.Teknologi
Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan Pratikum.Rineka Cipta:Jakarta
Kartasapoetra ance . 1986. Teknologi Benih. Press Rineka cipta.
Jakarta
Mugnisjah, W. Q. Setiawan, A., Suwarto,
dan C. Santiwa. 1994. Panduan Praktikum dan Penelitian Bidang Ilmu dan
Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Sadjad syamsoeoed. 1994. Kualifikasi metabolism
benih. Press grasindo.jakarta
Sunaryono H 2000. Budidaya Cabe Merah.
Sinar Baru Algensindo, Bandung
Sutopo , L.2002.Teknologi Benih.Rajawali
pers: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar