BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Iklim merupakan faktor yang
berpengaruh dalam kegiatan pertanian. Maka dari itu pengaruh unsur unsur cuaca dan iklim
sangatlah penting, yaitu bagi keberlangsungan kegiatan pertanian sehingga mampu
membawa dampak yang positif yaitu peningkatan hasil panen. Hal tersebut perlu
diperhatikan karena iklim dan cuaca sangat berpengaruh terhadapperkembangan
tanaman sehingga berpengaruh pula terhadap hasil yang akan diperoleh saat panen
yang akan datang. Cuaca adalah keadaan udara pada tempat yang sempit dan dalam keadaan yang akan ditimbulkan dari semua
perpaduan unsur unsur tesebut. Sebagai contohnya yaitu apabila intensitas
cahaya meningkat, maka suhu udara meningkat yang menyebabkan kelembapan menjadi
rendah maka penguapan menjadi tinggi, dan timbulnya awan diangkasa menjadi
banyak, kemudian apabila terjadi kondensdasi maka akan timbul presipitasi
(hujan).
Apabila kita sudah mampu
mempelajari unsur unsur cuaca serta mampu mengaitkan terhadap kejadian alam
yang terjadi, maka kita dapat menghubungkan dengan waktu musim tanam dan
memilih tanaman yang cocok dengan keadaan yang ada. Sebagai contoh kita telah
dapat memperkirakan musim tanam yang akan datang akan jatuh pada bulan apa,
serta tanaman apa yang akan kita tanam pada musim tersebut.
B. TUJUAN
Praktikum agroklimatologi tentang
pengenalan alat-alat klimatologi ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui
apa saja alat-alat yang digunakan di stasiun cuaca.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. ALAT PENGUKUR TEKANAN UDARA
Tekanan udara adalah gaya berat/ gaya tekan udara pada
suatu luasan tertentu. Persamaan fisis untuk mengetahui tekanan udara adalah :
Perhitungan dilakukan dengan metode pipa U, dimana
tekanan pada pipa A akan sama dengan tekanan di pipa B, sehingga bila kolom
udara pada salah satu kolom difakumkan dan massa fluida (m) serta konstanta
grafitasi (g) diketahui maka tekanan pada pipa terbuka (identik dengan tekanan
udara lingkungan) akan diketahui.
2.1.1
Barograph
Barograph
adalah alat ukur tekanan udara yang dapat mencatat sendiri, prinsip kerjanya
sama dengan Barometer Aneroid yang dilengkapi dengan tangkai pena penunjuk dan
pias yang dilekatkan pada sebuah tabung jam yang berputar. Skala pias
barograph, pada umumnya adalah antara tekanan udara 970 sampai dengan 1050 mb. Pada Barograph merk R.Fuess type 78a, tangkai
penghubung antara tabung Vidi dengan tangkai pena diberi lubang-lubang pin.
Fungsinya untuk penunjukkan pena pada skala-skala tekanan udara tertentu,
sehingga alat ini dapat dioperasikan sampai dengan tekanan udara 825 mb.atau
sampai dengan ketinggian antara 1100 sampai dengan 1350 meter dari permukaan
laut. Semakin banyak kapsul aneroid yang digunakan maka semakin peka.
Gambar 1 : Contoh Fisik
Barograph Tipe Aberoid
Gambar 2 : Bagian Dasar Barograph
2.1.2
Barometer Air Raksa
Barometer
air raksa (merkuri) berfungsi untuk mengukur tekanan udara.
Barometer air raksa terbuat dari tabung gelas dengan ketinggian sekitar 84 cm
dan tertutup pada ujung atasnya. Sedang ujung tabung satunya dibiarkan terbuka
serta dicelupkan dalam wadah yang berisi air raksa. Daerah vakum terbentuk
dekat ujung atas tabung kaca karena tabung tidak sepenuhnya terisi dengan air
raksa.
Gambar 3 : Barometer Air Raksa
Prinsipnya, pada suhu dan tekanan normal tinggi air raksa berkisar
pada 76 cm. Karena terdapat daerah hampa di bagian atas barometer, kolom
merkuri tidak mengalami tekanan dari ujung atas tabung kaca. Jadi, kolom
merkuri di tabung kaca naik atau turun karena efek tekanan atmosfer pada
permukaan wadah air raksa sehingga mencerminkan tekanan atmosfer total pada
tempat tersebut.
Pompa vakum merupakan alat yang digunakan untuk
mengisi barometer raksa dengan air raksa. Pompa vakum membuat tabung kaca menjadi hampa. Air
raksa kemudian ditarik ke dalam tabung gelas dari wadah dan mengisi sebagian
tabung kaca. Salah satu fitur unik dari
barometer raksa adalah bahwa tingi raksa tidak akan berubah meskipun ukuran tabung
kaca yang digunakan berbeda ukuran. Hal ini karena level air raksa dalam tabung
kaca hanya bergantung pada tekanan atmosfer.
Untuk meningkatkan akurasi, barometer raksa bisa
dilengkapi dengan dua peralatan tambahan. Pertama adalah skala verneir yang
membantu pembacaan barometer agar lebih akurat dibanding hanya menggunakan
skala barometer biasa. Kedua adalah termometer yang digunakan sebagai
pengoreksi terhadap kesalahan faktor luar seperti perubahan kepadatan air raksa
dan perubahan bahan.
Meskipun barometer bisa dibuat dengan cairan apapun,
ada beberapa sifat raksa yang membuatnya menjadi substansi ideal untuk
barometer. Air raksa lebih padat daripada kebanyakan cairan lainnya dengan
titih didih tinggi. Air raksa juga relatif mudah didapatkan.
Syarat penempatan :
a.
Ditempatkan pada ruangan yang mempunyai suhu tetap (Homogen)
b.
Tidak boleh kena sinar matahari langsung
c.
Tidak boleh kena angin langsung
d.
Tidak boleh dekat lalu-lintas orang
e.
Tidak boleh dekat meja kerja
f.
Penerangan jangan terlalu besar, maximum 25 watts
Cara pemasangan :
a.
Dipasang tegak lurus pada dinding yang kuat
b.
Tinggi bejana + 1 m dari lantai
c.
Sebaiknya dipasang di lemari kaca
d.
Latar belakang yang putih untuk memudahkan pembacaan
Cara membaca :
a.
Baca suhu yang menempel pada Barometer
b.
Naikkan air raksa dalam bejana, sehingga menyinggung jarum taji
c.
Skala Nonius (Vernier) sehingga menyinggung permukaan air raksa
d.
Baca skala Barometer dan skala Nonius
e.
Gunakan koreksi yang telah disediakan
Cara membawa (Transport) :
a.
Barometer dibalik pelan-pelan sehingga bejana berada di atas.
b.
Masukkan dalam kotak transport, dengan bejana tetap diatas
c.
Membawanya bejana harus tetap berada diatas
Koreksi-koreksi :
a.
Koreksi Index
b.
Koreksi Lintang
c.
Koreksi Tinggi : Untuk membandingkan tempat-tempat tertentu
diperlukan tekanan udara diatas permukaan laut.
d.
Koreksi Suhu : Jika pembacaan lebih tinggi dari 0 0C,
maka pembacaan Barometer dikurangi dengan koreksi suhu ini, jika lebih rendah
dari 0 0C koreksi ditambah.
2.1.3
Barometer Aneroid
Gambar 4 : Barometer
aneroid
Barometer
aneroid merupakan instrumen digital yang mengukur tekanan atmosfer dengan
muatan listrik. Barometer aneroid terdiri atas cakram atau kapsul yang terbuat
dari lembaran tipis logam. Logam tersebut memiliki dua strip logam kecil pada
kedua sisi interiornya. Strip logam ini dihubungkan dengan arus listrik. Saat
tekanan udara naik atau turun, logam akan ikut memuai atau menciut. Ketika
logam memuai atau menciut, jarak antara dua strip logam dan waktu kontak dengan
arus listrik juga akan bervariasi. Barometer lantas mengukur panjang muatan
listrik dan mengkonversinya menjadi pembacaan tekanan udara.
Sedikitnya ada 2 jenis barometer aneroid, yaitu:
a.
Jenis Bourdon : Terdiri dari sebuah pipa besi/ baja yang melengkung,
berbentuk oval. Gaya pegas pipa ini sama dengan tekanan udara. Perubahan
tekanan udara menyebabkan perubahan bentuk ke-oval-an dari pipa, sehingga jarum
penunjuk akan bergerak. Pergerakan jarum tersebut kemudian dikonversi dalam
skala tekanan udara.
b.
Jenis Vidi : Bagian terpenting ialah kapsul/ cell dari besi/baja, isinya
dikosongkan/ hampa udara, permukaan atas dan bawah bergelombang. Kapsul/ cell
ini biasanya terdiri dari 7 atau 8 lapisan. Jika tekanan udara naik, maka
kapsul/ cell ini tertekan dan menarik sebagian dari tuas (lever) ke bawah,
bagian lainnya akan naik menggerakkan jarum penunjuk. Jika tekanan turun, akan
terjadi sebaliknya. Pergerakan kapsul/ cell aneroid ini kemudian dihubungkan
denga pena/ jarum yang akan menunjukan pergeseran/ simpangan. Besarnya
simpangan yang terjadi selanjutnya dikonversi ke dalam skala tekanan udara
(mb).
2.1.4
Altimeter
Gambar 5 : Altimeter
Altimeter adalah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik
dari permukaan laut. Biasanya alat ini digunakan untuk keperluan navigasi
dalam penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang berhubungan dengan ketinggian. Altimeter sebenarnya adalah barometer aneroid yang
skala penunjukkannya telah dikonversi terhadap ketinggian. Sebagaimana kita
ketahui bahwa 1 mb sebanding dengan 30 feet (9 meter) atau dapat dicari
dengan pendekatan rumus:
H = 221.15 Tm log (Po / P)
Altimeter bekerja dengan beberapa prinsip.
·
Tekanan udara
(yang paling umum digunakan)
·
Mangnet bumi
(dengan sudut inclinasi)
·
Gelombang (ultra
sonic maupun infra merah, dan lainnya)
Penggunaan Altimeter umumnya selalu diikuti dengan
penggunaan kompas.
2.1.5
Kalibrator Barometer/ Barograph
Gambar 6 : Kalibrator Barometer
Alat yang
sering digunakan untuk mengkalibrasikan sebuah barometer/ barograph adalah Vacuum
Chamber. Alat ini sebenarnya adalah sebuah tabung tertutup dengan tingkat
hampa udara yang dapat diatur (udara didalam tabung dikeluarkan secara perlahan
dengan pompa penghisap udara). Barometer standar dan barometer/ barograph yang
dikalibrasi harus diletakan dalam tabung secara bersamaan, kemudian
dibandingkan penunjukannya untuk mendapatkan nilai koreksi (seiring dengan
pengaturan tekanan udara).
2.2.
ALAT PENGUKUR SUHU UDARA
Suhu
(temperatur) adalah suatu besaran panas yang dirasakan oleh manusia. Satuan
suhu yang biasa digunakan di Indonesia adalah derajat celcius (0C).
Mengingat pentingnya faktor suhu terhadap kehidupan dan aktifitas manusia
menyebabkan pengamatan suhu udara yang dilakukan oleh stasiun meteorologi dan
klimatologi memiliki beberapa kriteria diantaranya:
a) Suhu udara permukaan (suhu udara aktual, rata-rata,
maksimum dan minimum).
b) Suhu udara di beberapa ketinggian/ lapisan atmosfer
(hingga ketinggian ± 35 Km).
c) Suhu tanah di beberapa kedalaman tanah (hingga
kedalaman 1 m).
d) Suhu permukaan air dan suhu permukaan laut.
2.2.1
Thermometer Bola Basah Dan Bola Kering
Gambar 7 : Termometer
Alat ini disebut Psychrometer terdiri
dari 2 buah Thermometer air raksa yaitu Thermometer bola kering dan Thermometer
bola basah. Thermometer bola basah adalah thermometer yang bola air raksanya
dibalut dengan kain basah. Penguapan yang terjadi pada kain basah tersebut
mengakibatkan turunya suhu. Perbedaan suhu yang ditunjukan thermometer bola
kering dan basah dengan bantuan tabel diperoleh harga kelembaban udara dan suhu
titik embun.
Adapun
thermometer bola basah adalah thermometer yang pada bola air raksa (sensor)
dibungkus dengan kain basah agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/
titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air di udara dapat
berkondensasi.
2.2.2
Thermometer Maximum
Gambar 8 : Termometer maximum
Gambar
9 : Bagian Dasar
Terdapat dua jenis termometer yakni
termometer maksimum: berfungsi sebagai alat ukur suhu udara maksimum yang
terbuat dari gelas dengan bejana berbentuk bola dan pada ujungnya berisi air
raksa. Thermometer air
raksa ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat tempat/ tabung air
raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara meningkat, tapi
tidak dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin. Untuk mengembalikan
air raksa ketempat semula, thermometer ini harus dihentakan berkali-kali atau
diarahkan dengan menggunakan magnet.
Dari gambar
disamping dapat diilustrasikan bahwa apabila temperatur naik dan kolom air
raksa tidak terputus, maka air raksa terdesak melalui bagian yang sempit. Ujung
kolom menunjukkan temperatur udara. Apabila suhu turun, kolom air raksa
terputus pada bagian yang sempit setelah air raksa dalam bola temperatur
menyusut. Ujung lain dari kolom air raksa tetap pada tempatnya.
Untuk pengamatan
suhu udara ujung kolom ini menunjukkan suhu udara karena penyusutan air raksa
kecil sekali dan dapat diabaikan. Jadi Thermometer menunjukkan suhu udara
tertinggi setelah terakhir dikembalikan. Thermometer dikembalikan setelah
dibaca.
2.2.3
Thermometer Minimum
Termometer minimum: berfungsi sebagai alat ukur suhu
udara minimum yang terbuat dari gelas berbentuk garpu dan pada ujungya berisi
alkohol dan benda penunjuk yang akan terseret oleh alkohol manakala suhu turun
dan akan tertinggal manakala suhu naik (alkohol mengembang), maka benda
penunjuk tadi akan menunjukan suhu terendah dalam kurun waktu pengamatan.
Thermometer
minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu udara yang terjadi.
Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi dibanding air
raksa, sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja thermometer
minimum adalah dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alkohol,
sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah,
namun bila suhu meningkat maka indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain itu
peletakan thermometer harus miring sekitar 20-30 derajat, dengan posisi tabung
alkohol berada di bawah. Hal ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan agar
indek tidak dapat naik kembali bila sudah berada diposisi bawah (suhu minimum).
Gambar 10 : Cara membaca termometer minimum
Untuk
mengembalikan posisi indeks ke posisi aktual dapat dilakukan dengan
memiringkan/ membalikkan posisi thermometer hingga indek bergerak ke ujung dari
alkohol (posisi suhu aktual).
Gambar 11 : Termomter minimum
2.2.4
Thermograph
Alat ini mencatat
otomatis temperatur sebagai fungsi waktu. Thermograph ini adalah logam panjang
yang terdiri dari 2 bagian, kuningan dan invar. Bentuk bimetal merupakan
spiral. Terpasang pada sumbu horizontal dan diluar kotak Thermograph. Satu
ujung bimetal dipasang pada kotak dengan sekrup penyetel halus, sehingga letak
pena dapat diatur. Ujung lain dihubungkan ketangkai pena melalui sumbu
horizontal sehingga dapat menimbulkan track/ rekaman pada kertas pias yang
berputar 24 jam per rotasi. Jika temperatur naik, ujung bimetal menggerakkan
tangkai pena keatas, dan sebaliknya. Sebelum dipakai, thermograph harus
dikalibrasi terlebih dahulu. Alat ini harus ditempatkan dalam sangkar apabila
dipakai untuk mengukur atmospher.
Gambar 12 : Thermograf
2.2.5
Thermometer Tanah
Gambar 10 :
Termometer tanah
Prinsipnya sama
dengan thermometer air raksa yang lain, hanya aplikasinya digunakan untuk
mengukur suhu tanah dari kedalaman 0, 2, 5, 10, 20, 50 dan 100 cm. Untuk
kedalaman 50 dan 100 cm, harus tanam sebuah tabung silinder untuk menempatkan
thermometer agar mudah untuk melakukan pembacaan. Untuk kedalaman 0-20 cm,
cukup dengan membenamkan bola tempat air raksa sesuai dengan kedalaman yang
diperlukan.
2.2.6
Thermometer Apung
Gambar 11 : Termometer Apung
Thermometer ini
merupakan bagian/ kelengkapan dari alat evaporasi panci terbuka. Berfungsi
untuk mengetahui suhu permukaan air yang terjadi di permukaan bumi/ tanah.
Terdiri dari thermometer maksimum (thermometer air raksa) dan thermometer
minimum (thermometer alcohol). Suhu rata-rata air didapat dengan menambahkan
suhu makimum dan minimum, kemudian dibagi dua. Letak thermometer harus terapung
tepat di permukaan air, sehingga dilengkapi dengan pelampung dibagian depan dan
melakang yang terbuat dari bahan yang tahan air/ karat (biasanya almunium).
Setelah dilakukan pembacaan, posisi indek pada thermometer minimum harus
dikembalikan ke suhu actual dengan memiringkannya. Sedangkan untuk thermometer
maksimum, tinggi air raksa juga dikembalikan pada suhu actual dengan
menggunakan magnet.
2.2.7
Termometer Biasa
Mengukur suhu udara sesaat, zat cair
yang digunakan adalah air raksa. Umumnya termometer ini disebut termometer bola
kering yang dipasang berdampingan dengan termometer bola basah. Kedua
termometer ini dipasang dalam keadaan tegak. Semua termometer pengukur suhu
udara pada waktu pengukuran berada di dalam sangkar cuaca. Maksudnya adalah
termometer tidak dipengaruhi radiasi surya langsung maupun radiasi dari bumi.
Kemudian terlindung dari hujan ataupun angin kencang. Warna sangkar cuaca putih
menghindari penyerapan radiasi surya. Panas ini dapat mempengaruhi pengukuran
suhu udara.
Gambar 12 : Termometer Biasa / sangkat
meteologi
2.2.8
Kalibrator Thermometer
Alat ini ini
berfungsi untuk menguji/ mengkalibrasi thermometer/ thermograph dengan kendali
temperatur elektronik, lampu indikator dan satu set termometer standard. Temperature
test cabinet biasanya terbuat dari baja tahan-karat dengan kamar uji yang
dilengkapi dengan tameng kaca dibagian depan. Dapat digunakan untuk
mengkalibrasi 4 termograph/ thermohygrographs secara bersamaan, atau
instrumen serupa. Nilai temperatur ditentukan melalui papan tombol dan DPC (Diode Pemancar Cahaya)
2.3.
ALAT PENGUKUR KELEMBABAN UDARA
Alat-alat untuk
mengukur Relative Humidity dinamakan Psychrometer atau Hygrometer.
Pada umumnya alat bola kering dan bola basah dinamakan Psychrometer.
Dengan Hygrometer, Relative Humidity dapat langsung dibaca. Hygrometer
ialah alat yang mencatat Relative Humidity.
3.3.1.
Psychrometer Bola Basah Dan Bola Kering
Psychrometer ini terdiri dari dua buah thermometer air
raksa, yaitu :
a. Thermometer
Bola Kering : tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur
suhu udara sebenarnya.
b. Thermometer
Bola Basah : tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur
adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air
dapat berkondensasi.
Hal-hal yang sangat mempengaruhi ketelitian pengukuran
kelembaban dengan mempergunakan Psychrometer ialah :
a. Sifat peka,
teliti dan cara membaca thermometer-thermometer
b. Kecepatan udara melalui Thermometer bola
basah
c. Ukuran, bentuk, bahan dan cara membasahi
kain
d. Letak bola kering atau bola basah
e. Suhu dan murninya air yang dipakai untuk
membasahi kain
3.3.2.
Psychrometer Assmann
Psychrometer
assmann terdiri dari 2 buah thermometer air raksa dengan pelindung logam
mengkilat. Kedua bola thermometer terpasang dalam tabung logam mengkilat. Kipas
angin terletak diatas tabung pada tengah alat. Gunanya untuk mengalirkan
(menghisap) udara dari bawah melalui kedua bola. Thermometer langsung menuju
keatas. Alat dipasang menghadap angin dan sedemikian sehingga logam mengkilat
mencegah sinar matahari langsung ke Thermometer, terutama pada angin lemah dan
sinar matahari yang kuat.
3.3.3.
Psychrometer Putar (Whirling)
Disebut juga
sebagai Psychrometer Sling/ Whirling. Alat ini terdiri dari 2 Thermometer yang
dipasang pada kerangka yang dapat diputar melalui sumbu yang tegak lurus pada
panjangnya. Sebelum pemutaran bola basah dibasahi dengan air murni.
Psychrometer diputar cepat-cepat (3 putaran/ detik). Selama + 2 menit,
dihentikan dan dibaca cepat-cepat. Kemudian diputar lagi, dihentikan dan dibaca
seterusnya sampai diperoleh 3 data. Data yang diambil adalah suhu bola basah
terendah. Jika ada 2 suhu bola basah terendah yang diambil suhu bola kering.
Keuntungan :
bentuknya yang portable dan kemurahan harganya dibandingkan dengan Psychrometer
Assmann.
Kerugian :
a. Karena
harus diputar diluar sangkar, kedua Thermometernya dipengaruhi radiasi dan dari
badan si pengamat.
b. Waktu
hujan tetesan air hujan bias melekat sehingga merendahkan pembacaan.
c. Kecepatan udara (ventilasi)
mungkin terlalu kecil.
3.3.4.
Hygrometer Rambut
Rambut
menunjukkan perubahan dimensi jika kelembaban udara berubah-ubah. Perubahan
dimensi dapat dipakai sebagai indikasi kelembaban nisbi udara. Hygrometer rambut ada yang bersifat non recording dan
recording (Hygrograph).
2.4.
ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN
2.4.1
Penakar Curah Hujan Biasa
Penakar hujan
ini termasuk jenis penakar hujan non-recording atau tidak dapat mencatat
sendiri. Bentuknya sederhana, terdiri dari :
a. Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan
alat.
b. Bak tempat penampungan air hujan.
c. Kaki yang berbentuk tabung silinder.
d. Gelas penakar hujan.
2.4.2
Penakar Hujan Biasa Tanah
Penakar hujan
biasa biasa tanah dimaksudkan untuk mendapatkan jumlah curah hujan yang jatuh
pada permukaan tanah. Pada bagian tanah reservoir, terdapat tangkai yang
digunakan untuk mengangkat penakar hujan jika akan dilakukan pembacaan. Tepat
disekitar corong penakar hujan terdapat lapisan ijuk yang disusun pada lapisan
kayu yang berbentuk lingkaran yang dimaksudkan untuk mengurangi percikan air
hujan. Selain itu terdapat jaringan kawat/ besi yang berbentuk bujur sangkar
dan digunakan sebagai tempat berpijak ketika akan mengangkat lapisan ijuk dan
penakar hujan. Pada kedua tepi/ lapisan ijuk terdapat dua kaitan/ pegangan
untuk memudahkan mengangkatnya.
2.4.3
Penakar Hujan Dengan Wind-Shield
Pemasangan
Wind-Shield pada penakar hujan dimaksudkan untuk meniadakan angin putar,
sehingga angin yang bertiup melewati corong sedapat mungkin menjadi horizontal.
2.4.4
Penakar Hujan Jenis Hellman
Penakar hujan
jenis Hellman termasuk penakar hujan yang dapat mencatat sendiri. Jika hujan
turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat
pelampung. Air ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat (naik
keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakkannya selalu mengikuti
tangkai pelampung. Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/ digulung pada
silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per. Jika air dalam
tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air
mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas, air dalam tabung akan
keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung dan tangki pelampung dan
pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal. Dengan
demikian jumlah curah hujan dapat dhitung/ ditentukan dengan menghitung jumlah
garis-garis vertikal yang terdapat pada pias.
2.4.5
Penakar Hujan Jenis Tipping Bucket
Bertujuan untuk
mendapatkan jumlah curah hujan yang jatuh pada periode dan tempat-tempat
tertentu. Pada bagian muka terdapat sebuah pintu untuk mengeluarkan alat
pencatat, silinder jam dan ember penampung air hujan. Jika dilihat dari atas,
ditengah-tengah dasar corong terdapat saringan kawat untuk mencegah benda-benda
memasuki ember (bucket).
Pada prinsipnya
jika hujan turun, air masuk melalui corong besar dan corong kecil, kemudian
terkumpul dalam ember (bucket) bagian atas (kanan). Jika air yang tertampung
cukup banyak menyebabkan ember bertambah berat, sehingga dapat menggulingkan
ember kekanan atau kekiri, tergantung dari letak ember tersebut. Pada waktu ember
terguling, penahan ember ikut bergerak turun naik. Penahan ember mempunyai dua
buah tangkai yang berhubungan dengan roda bergigi. Gerakan turun naik penahan
ember menyebabkan kedua tangkainya bergerak pula dan bentuknya yang khusus
dapat memutar roda bergigi berlawanan dengan arah perputaran jarum jam.
Perputaran roda bergigi diteruskan ke roda berbentuk jantung. Roda yang
berbentuk jantung mempunyai sebuah per yang menghubungkan kedua pengatur
kedudukan pena yang letak ujungnya selalu bersinggungan dengan tepi roda.
Perputaran roda berbentuk jantung akan menyebabkan kedudukan pena bergerak
sepanjang tepi roda.
2.4.6
Raingauge Test Equipment
Raingauge test
equipment adalah alat yang ini digunakan untuk menguji/mengkalibrasi peralatan
penakar hujan, terutama dari jenis tipping bucket. Alat ini menggunakan prinsip
putaran pompa yang alirannya diukur dengan presisi flow meter. Air yang
mengalir melalui flow meter ini kemudian dialiri ketipping bucket (sebagai
simulasi dari air hujan yang jatuh ke dalam raingauge yang sedang dikalibrasi).
Jumlah air yang tercatat di flow meter harus sama dengan jumlah air yang keluar
dari raingauge (harus seimbang antara tabung penampungan sebelah kiri dan
kanan). Selain itu jumlah tipping pada raingauge juga harus menunjukan nilai
yang sama dengan flow meter (tergantung tingkat keakurasian raingauge).
2.4.7
Penangkar Hujan Bendix
Penakar hujan otomatis, prinsip secara
menimbang air hujan yang ditampung. Melalui cara mekanis timbangan ini
ditransfer ke jarum petunjuk berpena di atas kertas pias.
2.4.8
Penangkar Hujan Tilting
Siphon
Prinsip alat, air hujan ditampung dalam
tabung penampung. Bila penampung penuh, tabung menjadi miring dan siphon mulai
bekerja megeluarkan air dari dalam tabung. Setiap pergerakan air dalam tabung
penampung tercatat pada pias sama seperti alat penakar hujan otomatis lainnya.
2.5.
ALAT PENGUKUR PENGUAPAN
Penguapan ialah
proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini dapat terjadi pada setiap
permukaan benda pada temperatur diatas 0 0K. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penguapan ialah temperatur benda dan udara, kecepatan angin,
kelembaban udara, intensitas radiasi matahari dan tekanan udara, jenis
permukaan benda serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya. Dalam meteorologi dikenal dua istilah untuk penguapan
yaitu evaporasi dan evapotranspirasi.
2.5.1
Evaporimeter Panci Terbuka
Evaporimeter
panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas permukaan panci,
makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada
permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya. Pengukuran evaporasi dengan
menggunakan evaporimeter memerlukan perlengkapan sebagai berikut :
a. Panci Bundar Besar
b. Hook Gauge yaitu suatu alat untuk mengukur perubahan
tinggi permukaan air dalam panci. Hook Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk,
sehingga cara pembacaannya berlainan.
c. Still Well ialah bejana terbuat dari logam (kuningan)
yang berbentuk silinder dan mempunyai 3 buah kaki.
d. Thermometer air dan thermometer maximum/ minimum
e. Cup Counter Anemometer
f. Pondasi/ Alas
g. Penakar hujan biasa
Alat Pengukur
Penguapan
2.5.2
Evaporimeter Jenis Piche
Piche seperti
panci penguapan terbuka, alat ini digunakan sebagai pengukur penguapan secara
relatif. Maksudnya, alat ini tidak dapat mengukur secara langsung evaporasi
ataupun evapotranspirasi yang sesungguhnya terjadi. Hasil pembacaannya sangat tergantung terhadap angin, iklim
dan debu. Pada prinsipnya Piche evaporimeter terdiri dari:
Pipa gelas yang
panjangnya + 20 Cm dan garis tengahnya + 1,5 Cm. Pada pipa gelas
terdapat skala, yang menyatakan volume air dalam Cm3 atau
persepuluhnya. Ujung bawah pipa gelas terbuka dan ujung atasnya tertutup dan
dilenghkapi dengan tempat menggantungkan alat tersebut.
Piringan kertas
filter berbentuk bulat. Kertas ini berpori-pori banyak sehingga mudah menyerap
air. Kertas filter dipasang pada mulut pipa terbuka. Penjepit logam, yang berbentuk lengkungan seperti
lembaran per. Per ujung yang melekat disekeliling pipa dan ujung lainnya
berbentuk sama dengan diameter pipa.
2.5.3
Evaporasi Jenis Keshner
Evaporasi jenis
Keshner termasuk alat pengukur penguapan yang mencatat sendiri yang disebut
sebagai Evaporigraph. Alat ini dapat mencatat terus menerus penguapan yang
terjadi pada setiap saat.
2.5.4
Evaporimeter Jenis Wild
Evaporimeter
jenis Wild termasuk alat pengukur penguapan (Evaporasi) yang tidak dapat
mencatat sendiri (Non Recording).
2.6.
ALAT PENGUKUR RADIASI MATAHARI
Pengukuran
lamanya sinar matahari bersinar dimaksudkan untuk mengetahui intensitas dan
berapa lama/ jam matahari bersinar mulai terbit hingga terbenam. Matahari
dihitung bersinar terang jika sinarnya dapat membakar pias Campble stokes.
Lamanya matahari bersinar dapat dinyatakan dalam presentase atau jam. Untuk
keperluan pemasangan dan pengamatan perlu diketahui hal-hal yang menyangkut
waktu smeu lokal dan waktu rata-rata lokal. True Solar Day yaitu waktu antara
dua gerakan matahari melintasi meridian. Waktu yang didasarkan panjang hari ini
disebut apparent solartime atau waktu semu lokal. Waktu ini dapat ditunjukkan
oleh sunshine recorder. Waktu semu lokal ialah waktu yang ditentukan oleh
gerakan relatif matahari terhadap horizon. Sepanjang tahun lamanya (panjangnya)
True Solar Day berbeda-beda. Untuk memudahkan perhitungan dibayangkan adanya
matahari fiktif yang beredar mengelilingi bumi dengan kecepatan tetap selama
setahun.
2.6.1
Campble Stokes
Lamanya
penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan (memfokuskan) sinar
matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai
pias yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan pada jejak pias.
Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan untuk
memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa terpengaruh oleh posisi
matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang konsentrik dengan bola
gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari bersinar
sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias terbakar
yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka jejak
dipiaspun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-bagian
terbakar yang terputus-putus akan diperoleh lamanya penyinaran matahari
Campbell Stokes
.
2.6.2
Pengukur Sinar Matahari Jenis Jordan
Alat ini
mencatat sendiri lamanya matahari bersinar dalam sehari yang terdiri dari dua
kotak berbentuk setengah silinder dan tertutup. Di bagian dalam dipasang kertas
yang sangat peka terhadap sinar matahari langsung.
Apabila seberkas
matahari langsung mengenai kertas ini akan meninggalkan bekas yang gelap. Alat
ini diatur sedemikian sehingga satu pias dipakai untuk pagi dan pias lainnya
untuk siang hari.
2.6.3
Pengukuran Intensitas Radiasi Matahari
Untuk mengetahui
intensitas radiasi yang jatuh pada permukaan bumi baik yang langsung maupun
yang dibaurkan oleh atmosfer. Intensitas radiasi matahari ialah jumlah energi
yang jatuh pada suatu bidang persatuan luas dalam satu satuan waktu. Dalam
atmosfer bumi terdapat bermacam-macam radiasi seperti :
a. Direct Solar Radiation (S) yaitu radiasi langsung dari
matahari yang sampai ke permukaan bumi.
b. Radiation Difus (D) yang berasal dari
pantulan-pantulan oleh awan dan pembauran-pembauran oleh partikel-partikel
atmosfer.
c. Surface Raflectivity (r) yaitu radiasi yang berasal
dari pantulan-pantulan oleh permukaan bumi.
d. Out Going Terrestial radiation (O), yaitu radiasi yang
berasal dari bumi yang berupa gelombang panjang.
e. Back Radiation (B) yaitu radiasi yang berasal dari
awan-awan dan butir-butir uap air dan CO2 yang terdapat dalam
atmosfer.
f. Global (total) Radiation (Q)
g. Net Radiation (R)
Dengan banyaknya
jenis radiasi yang terdapat didalam atmosfer berarti banyak pula alat-alat yang
diperlukan untuk mengukur radiasi langsung (S). Misalnya :
a. Pyrheliometer untuk mengukur radiasi langsung (S)
b. Solarimeter dan Pyranometer untuk radiasi total (Q)
c. Pyrgeometer untuk mengukur radiasi bumi (O)
d. Net Pyrradiometer untuk mengukur radiasi total (R)
Pada prinsipnya
sensor alat pengukur intensitas radiasi matahari dibagi 2 jenis :
a. Sensor yang dibuat dari bimetal yaitu 2 jenis logam
yang mempunyai koefisien muai panjang yang berbeda dan diletakkan satu sama
lainnya. Alat yang memakai sensor jenis ini ialah Actinograph.
b. Sensor yang dibuat dari Thermopile seperti yang
terdapat pada Solarimeter, Pyranometer dll
2.6.4
Aktinograf
Berperekam atau otomatis mengukur setiap
saat pada siang hari radiasi surya yang jatuh ke alat. Sensor atau yang peka
bila kena sinar surya terdiri atas bimetal (dwilogam) berwarna hitam mudah
menyerap radiasi surya. Panas karena radiasi yang diserap ini membuat bimetal
melengkung. Besarnya lengkungan sebanding radiasi yang diterima sensor.
Lengkungan ini disampaikan secara mekanis ke jarum penulis di atas pias yang
berputar menurut waktu. Hasil rekaman sehari ini berbentuk grafik. Luas
grafik/integral dari grafik sebanding dengan jumlah radiasi surya yang
ditangkap oleh sensor selama sehari.
2.6.5
Amstrong Pyrheliometer
Pyrheliometer
dipakai untuk mengukur intensitas radiasi matahari langsung (S). Pyrheliometer
terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu sensor yang menghasilkan gaya gerak listrik
dan recorder yang berisi battery, galvanometer dan amperemeter. Sensor berada
didalam sebuah tabung/silinder logam yang dapat diputar horizontal dan
vertikal. Tabung diputar mengikuti gerakan matahari sehingga sinar selalu jatuh
tegak lurus ke permukaan sensor. Pada bagian ujung/ muka tabung terdapat tutup
yang dapat diputar terhadap permukaan silinder. Penutup ini berfungsi sebagai
pelindung sensor terhadap matahari dan juga sebagai pemutus dan penghubung
kontak listrik.
2.6.6
Gun Bellani
Prinsip alat adalah menangkap radiasi
pada benda berbentuk bola sensor. Panas yang timbul akan menguapkan zat cair
dalam bola hitam. Ruang uap zat cair berhubungan dengan tabung kondensasi. Uap
zat cair yang timbul akan dikondensasi dalam tabung berbentuk buret yang
berskala. Banyaknya air kondensasi sebanding dengan radiasi surya diterima oleh
sensor dalam sehari. Pengukuran dilakukan sekali dalam 24 jam, yaitu pada pagi
hari dibandingkan dengan alat yang pertama hasilnya lebih kasar.
2.6.7
Solarimeter Dan Pyranometer
Digunakan untuk
mengukur radaiasi matahari total. Untuk memperoleh data intensitas matahari
secara kontinue, Solarimeter dihubungkan ke sebuah alat pencatat yang dinamakan
Chart Recorder yang mempunyai sifat Self Balancing Potentiometric yaitu suatu
recorder yang bekerjanya berdasarkan keseimbangan antara signal (tenaga listrik
yang masuk berasal dari Solarimeter dengan tenaga listrik dari power supply.
Gerakan dan kedudukan pena ditentukan oleh keseimbangan kedua unsur tersebut.
Dengan demikian recorder ini memerlukan tenaga listrik yang diperlukan selain
untuk keseimbangan juga untuk menggerakkan pias (Chart) dan jam. Recorder ini
sangat peka terutama ketika sedang beroperasi, sedapat mungkin dihindarkan
terhadap getaran-getaran yang dapat mengganggu keseimbangan.
2.7.
ALAT PENGUKUR ARAH DAN KECEPATAN ANGIN
Angin merupakan
pergerakan udara yang disebabkan karena adanya perbedaan tekanan udara di suatu
tempat dengan tempat lain. Dengan adanya pergerakan udara di atmosfer ini
maka terjadilah distribusi partikel-partikel di udara, baik partikel kering
(debu, asap, dsb) maupun partikel basah seperti uap air. Pengukuran angin
permukaan merupakan pengukuran arah dan kecepatan angin yang terjadi
dipermukaan bumi dengan ketinggian antara 0.5 sampai 10 meter.
Alat-alat yang
paling baik untuk mengukur angin (permukaan) ahíla Wind Vane dan Anemometer.
Alat-alat pengukur kecepatan angin di bagi dalam 3 bagian :
a. Anemometer Cup dan Vane, alat ini mengukur banyaknya
udara yang melalui alat per satuan waktu.
b. Pressure Tube Anemometer, alat ini bekerja disebabkan
oleh tekanan dari aliran udara yang melalui pipa-pipanya.
c. Pressure Plate Anemometer, lembaran logam tertentu,
ditempatkan tegak lupus angin. Lembaran logam ini akan berputar pada salah satu
sisinya sebagai sumbu. Besar penyimpangan (sudut) menjadi kecepatan angin.
2.7.1
Cup Counter Dan Wind Vane Anemometer
Pergerakan udara
atau angin umumnya diukur dengan alat cup counter anemometer,
yang didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cup – propeller sensor
untuk kecepatan angin dan vane/ weather cock sensor untuk arah
angin. Untuk pengamatan angin permukaan, Anemometer dipasang dengan
ketinggian 10 meter dan berada di tempat terbuka yang memiliki jarak dari
penghalang sejauh 10 kali dari tinggi penghalang (pohon, gedung atau sesuatu
yang menjulang tinggi). Tiang anemometer dipasang menggunakan 3 buah labrang/
kawat penahan tiang, dimana salah satu kawat/labrang berada pada arah utara
dari tiang anemometer dan antar labrang membentuk sudut 1200.
Pemasangan penangkal petir pada tiang anemometer merupakan faktor terpenting
terutama untuk daerah rawan petir. Hal ini mengingat tiang anemometer memiliki
ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing yang membuatnya rawan terhadap
sambaran petir.
Anemometer
BAB III
BAHAN DAN METODA
3.1. Waktu Dan Tempat
Pelaksanaan
Praktikum aroklimatologi tentang
pengenalan alat-alat di stasiun cuaca ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal
26 Oktober 2013 di Stasiun Cuaca, Sicincin.
3.2. Alat Dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1.
Semu aalat-alat cuaca
yang ada di Stasiun Cuaca SiCincin
2.
Kamera
3.
Buku dan alat tulis
3.3. Metoda
Metoda
yag digunakan adalh metoda pengamatan
3.4. Langkah Kerja
Setiap alat yang dijelaskan oleh pemandu
dicatat fungsi dan cara kerja alat tersebut kemudian diambil photo alat
tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. HASIL
Dari praktikum yang telah dilaksanakan
maka didapatkan hasil sebagai berikut :
1.
Actionograf
|
2.
Barometer
|
3.
Ombrometer
|
4.
Sangkar Meteologi
|
5.
Termohygrograph
|
6. Campbell Stokes
|
7.
termometer tanah
berumput
|
8.
termometer tanah
tidak berumput
|
9.
Evaporimeter Panci
Terbuka
|
10. Gun
Bellani
|
4.2. PEMBAHASAN
4.2.1
Actionograph
Actionograph adalah alat meteorology
yang digunakan untuk mengukur intensitas radiasi matahari sama dengan gun
bellani. Actionograph diletakkan dengan ketinggian 100 cm, dengan tiang beton.
4.2.2
Ombrometer
Ombrometer
adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan di suatu daerah.
Ada du atipe ombrometer yauitu :
a)
Ombrometer observatorium
Penakar hujan
ini tidak dapat mencatat sendiri (non recording), bentuknya sederhana terbuat
dari seng plat tingginya sekitar 60 Cm dicat aluminium, ada juga yang terbuat
dari pipa pralon tingginnya 100 Cm. Penakar hujan biasa terdiri dari :
·
Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat, mulut corong
(bagian atasnya) terbuat dari kuningan yang berbentuk cincin (lingkaran )
dengan luas 100 Cm2.
·
Bak tempat menampung air hujan.
·
Kran, untuk mengeluarkan air dari dalam bak ke gelas ukur.
·
Kaki yang berbentuk silinder, tempat memasang penakar hujan pada pondasi
kayu dengan cara disekrup.
·
Gelas ukur penakar hujan untuk luas corong 100 Cm2 , dengan skala ukur 0
s/d 25 mm. Keseragaman pemasangan alat, cara pengamatan, dan waktu observasi
sangat diperlukan untuk memperoleh hasil pengamatan yang teliti, dengan maksud
data yang dihasilkan dapat dibandingkan satu sama lain.
Cara pengamatan curah hujan:
1.
Pengamatan untuk curah hujan harus dilakukan tiap hari pada jam 07.00 waktu
setempat, atau jam-jam tertentu.
2.
Buka kunci gembok dan letakkan gelas penakar hujan dibawah kran, kemudian
kran dibuka agar airnya tertampung dalam gelas penakar.
3.
Jika curah hujan diperkirakan melebihi 25 mm. sebelum mencapai skala 25 mm.
kran ditutup dahulu, lakukan pembacaan dan catat. Kemudian lanjutkan pengukuran
sampai air dalam bak penakar habis, seluruh yang dicatat dijumlahkan.
4.
Untuk menghindarkan kesalahan parallax, pembacaan curah hujan pada gelas
penakar dilakukan tepat pada dasar meniskusnya.
5.
Bila dasar meniskus tidak tepat pada garis skala, diambil garis skala yang
terdekat dengan dasar meniskus tadi.
6.
Bila dasar meniskus tepat pada pertengahan antara dua garis skala, diambil
atau dibaca ke angka yang ganjil, misalnya : 17,5 mm. menjadi 17 mm.. 24,5 mm.
menjadi 25 mm.
7.
Untuk pembacaan setinggi x mm dimana 0,5 / x / 1,5 mm, maka dibaca x = 1
mm.
8.
Untuk pembacaan lebih kecil dari 0,5 mm, pada kartu hujan ditulis angka 0
(Nol) dan tetap dinyatakan sebagai hari hujan.
9.
Jika tidak ada hujan, beri tanda ( – ) atau ( . ) pada kartu hujan.
10. Jika tidak dapat dilakukan pengamatan dalam satu atau
beberapa hari, beri tanda (X) pada kartu hujan.
11. Apabila
gelas penakar hujan biasa (Obs.) pecah, dapat digunakan gelas penakar hujan
Hellman dimana hasil yang dibaca dikalikan 2. Atau dapat juga dipakai gelas
ukur yang berskala ml. (Cc), yang dapat dibeli di Apotik.
b)
Penakar Hujan Otomatis.
Penakar hujan
Otomatis type Hellman adalah penakar hujan yang dapat mencatat sendiri,
badannya berbentuk silinder, luas permukaan corong penakarnya 200 Cm2,
tingginya antara 100 sampai dengan 120 Cm. Jika pintu penakar hujan dalam
keadaan terbuka, maka bagian dalamnya akan terlihat seperti gambar terlampir :
Prinsip kerja alat ini adalah jika hujan turun, air hujan akan masuk kedalam
tabung yang berpelampung melalui corongnya, air yang masuk kedalam tabung
mengakibatkan pelampung beserta tangkainya terangkat (naik keatas). Pada
tangkai pelampung terdapat tangkai pena yang bergerak mengikuti tangkai
pelampung, gerakan pena akan menggores pias yang diletakkan/digulung pada
silinder jam yang dapat berputar dengan sendirinya. Penunjukkan pena pada pias
sesuai dengan jumlah volume air yang masuk ke dalam tabung, apabila pena telah
menunjuk angka 10 mm. maka air dalam tabung akankeluar melalui gelas siphon
yang bentuknya melengkung. Seiring dengan keluarnya air maka pelampung akan
turun, dan dengan turunnya pelampung tangkai penapun akan bergerak turun sambil
menggores pias berupa garis lurus vertikal. Setelah airnya keluar semua, pena
akan berhenti dan akan menunjuk pada angka 0, yang kemudian akan naik lagi
apabila ada hujan turun.
4.2.3
Sangkar Meteologi
Umumnya alat ini dipasang di dalam taman alat-alat meteorology. Pemasangan alat-alat meteorology di dalam sangkar
dimaksudkan agar hasil pengamatan dari tempat-tempat dan waktu yang berbeda
dapat dibandingkan satu sama lain. Selain itu, alat-alat yang terdapat di
dalamnya terlindung dari radiasi matahari langsung, hujan, dan debu. Sangkar
cuaca dibuat dari kayu yang baik sehingga tahan terhadap perubahan cuaca.
Sangkar dicat putih supaya tidak banyak menyerap radiasi panas matahari.
Sangkar dipasang dengan lantainya yang berada 1,2 m di atas permukaan tanah dan
ini merupakan aturan standar internasional (SI), sedangkan letaknya paling
dekat dua kali (sebaiknya empat kali) tinggi benda yang ada disekitarnya.
Sangkar harus dipasang kuat, berpondasi beton, sehingga tidak dapat bergerak
atau bergoyang jika angin kencang, selain itu agar tidak mudah di makan rayap.
Sangkar mempunyai dua buah pintu dan dua jendela yang berlubang-lubang. Lubang
ini memungkinkan adanya aliran udara. Temperatur dan kelembaban udara di dalam
sangkar mendekati/hampir sama dengan temperatur dan kelembaban udara di luar.
Sangkar dipasang dengan pintu membuka menghadap utara-selatan, sehingga
alat-alat yang terdapat di dalamnya tidak terkena radiasi matahari langsung
sepanjang tahun. Jika matahari berada pada belahan bumi selatan pintu sebelah
utara yang dibuka untuk observasi atau sebaliknya.
Alat-alat
yang dipasang dalam sangkar meteorology adalah sebagai berikut :
a)
Thermometer Bola Basah dan Bola Kering
Merupakan
thermometer air raksa dalam bejana kaca untuk mengukur suhu udara aktual yang
terjadi (thermometer bola kering), tabung air raksa dibiarkan kering sehingga
akan mengukur suhu udara sebenarnya. Adapun thermometer bola basah adalah
thermometer yang pada bola air raksa (sensor) dibungkus dengan kain basah agar
suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan
agar uap air di udara dapat berkondensasi. Suhu udara didapat dari suhu pada
termometer bola kering, sedangkan RH (kelembaban udara) didapat dengan
perhitungan.
Hal-hal
yang sangat mempengaruhi ketelitian pengukuran kelembaban dengan mempergunakan
Psychrometer ialah :
1. Sifat peka, teliti dan cara membaca thermometer-thermometer
2. Kecepatan udara melalui Thermometer bola basah
3. Ukuran, bentuk, bahan dan cara membasahi kain
4. Letak bola kering atau bola basah
5. Suhu dan
murninya air yang dipakai untuk membasahi kain
b)
Thermometer Maximum dan Minimum.
Thermometer
maximum (air raksa) ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat tempat/
tabung air raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara
meningkat, tapi tidak dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin. Untuk
mengembalikan air raksa ketempat semula, thermometer ini harus dihentakan
berkali-kali atau diarahkan dengan menggunakan magnet. Thermometer minimum
biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu udara yang terjadi. Hal ini
dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi dibanding air raksa,
sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja thermometer minimum
adalah dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alkohol,
sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah,
namun bila suhu meningkat maka indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain itu
peletakan thermometer harus miring sekitar 20-30 derajat, dengan posisi tabung
alkohol berada di bawah. Hal ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan agar
indek tidak dapat naik kembali bila sudah berada diposisi bawah (suhu minimum).
Untuk mengembalikan posisi indeks ke posisi aktual dapat dilakukan dengan
memiringkan/ membalikkan posisi thermometer hingga indek bergerak ke ujung dari
alkohol (posisi suhu aktual).
c)
Pichi
Seperti
panci penguapan terbuka, alat ini digunakan sebagai pengukur penguapan secara
relatif. Maksudnya, alat ini tidak dapat mengukur secara langsung evaporasi
ataupun evapotranspirasi yang sesungguhnya terjadi. Hasil pembacaannya sangat
tergantung terhadap angin, iklim dan debu.
Pada
prinsipnya Piche evaporimeter terdiri dari:
Pipa gelas
yang panjangnya + 20 Cm dan garis tengahnya + 1,5 Cm. Pada pipa gelas terdapat
skala, yang menyatakan volume air dalam Cm3 atau persepuluhnya. Ujung bawah
pipa gelas terbuka dan ujung atasnya tertutup dan dilenghkapi dengan tempat
menggantungkan alat tersebut.
Piringan
kertas filter berbentuk bulat. Kertas ini berpori-pori banyak sehingga mudah
menyerap air. Kertas filter dipasang pada mulut pipa terbuka.
Penjepit
logam, yang berbentuk lengkungan seperti lembaran per. Per ujung yang melekat
disekeliling pipa dan ujung lainnya berbentuk sama dengan diameter pipa.
4.2.4
Termohygograph
Rambut
menunjukkan perubahan dimensi jika kelembaban udara berubah-ubah. Perubahan
dimensi dapat dipakai sebagai indikasi kelembaban nisbi udara. Hygrometer rambut ada yang bersifat non recording dan
recording (Hygrograph).
4.2.5
Pengukur Sinar Matahari Jenis Campble Stokes
Lamanya penyinaran
sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan (memfokuskan) sinar matahari
melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai pias
yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan pada jejak pias.
Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan
untuk memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa terpengaruh oleh
posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang konsentrik dengan
bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari
bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias
terbakar yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka
jejak dipiaspun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-bagian
terbakar yang terputus-putus akan diperoleh lamanya penyinaran matahari
4.2.6
Thermometer Tanah
Prinsipnya
sama dengan thermometer air raksa yang lain, hanya aplikasinya digunakan untuk
mengukur suhu tanah dari kedalaman 0, 2, 5, 10, 20, 50 dan 100 cm. Untuk
kedalaman 50 dan 100 cm, harus tanam sebuah tabung silinder untuk menempatkan
thermometer agar mudah untuk melakukan pembacaan. Untuk kedalaman 0-20 cm,
cukup dengan membenamkan bola tempat air raksa sesuai dengan kedalaman yang
diperlukan.
4.2.7
Evaporimeter Panci Terbuka
Evaporimeter
panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas permukaan panci,
makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada
permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya.
4.2.8
Gun Bellani
Prinsip alat adalah menangkap radiasi
pada benda berbentuk bola sensor. Panas yang timbul akan menguapkan zat cair
dalam bola hitam. Ruang uap zat cair berhubungan dengan tabung kondensasi. Uap
zat cair yang timbul akan dikondensasi dalam tabung berbentuk buret yang
berskala. Banyaknya air kondensasi sebanding dengan radiasi surya diterima oleh
sensor dalam sehari. Pengukuran dilakukan sekali dalam 24 jam, yaitu pada pagi
hari dibandingkan dengan alat yang pertama hasilnya lebih kasar.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan
dapat diambil kesimpulan bahwa untuk
prediksi cuaca setiap bulannya,
dibutuhkan banyak pengamatan terhadap unsur-unsur iklim diantaranya angin, evaporasi,
hujan, dan radiasi matahari. Dalam mengamati unsur-unsur cuaca dibutuhkan juga
berbagai macam alat klimatologi sebagai
penunjang dalam meramalkan/memprediksi. Nantinya hasil dari pengamatan dan prediksi tersebut
digunakan oleh para petani dalam menentukan waktu bercocok tanam.
5.2. Saran
Diharapkan kepada praktikan selanjutnya
untuk lebih serius dalam
mengikuti praktikum dan sebisa mungkin
di fahami terlebih dahulu objek yang akan di praktikumkan di lapangan
agar apa yang menjadi tujuan dari praktikum ini dapat tercapai dengan semestinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2008, http://www.klimatologibanjarbaru.com/artikel/2008/12/taman-alat/.
diakses pada 13 Juni 2013.
Anonim, 2010, http://contohlaporan26.blogspot.com/2010/12/laporan-agroklimatologi.html.
diakses pada 13 Juni 2013.
Benyamin Lakitan. 1994. Dasar-dasar Klimatologi.
PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Handoko,
Ir. 1999. Klimatologi Dasar. FMIPA. IPB, Bogor.
Handoyo,
2008. Prosiding Seminar Nasional Teknik Pertanian 2008, Yogyakarta.
Karim, Kamarlis. 1985. Dasar-dasar Klimatologi, UNSYIAH, Banda Aceh.
Klimatologi Banjar Baru. 2008. Alat-Alat Klimatologi Konvensional.
http://www.klimatologibanjarbaru.com
/artikel/2008/12/alat-alat-klimatologi-konvensional/
Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-dasar KlimatologiI, Raja Grafindo
Persada,Null.
Takeda,
Kensaku. 2005. Hidrologi Pertanian. PT. Pratya Utama, Bogor.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar