Penyakit Utama Tanaman Tomat
1.
Phytoptora infestans (bercak daun pada
ujung dan pinggir daun sebelah bawah yang meluas keseluruh daun),
2.
Fusarium oxysporum (tulang daun menguning dan
tangkai merunduk, tanaman kerdil, buah terbentuk tetapi kecil-kecil);
3. Pseudomonas
solanacearum (kelayuan dimulai dari bagian pucuk dan merambat keseluruh
bagian tanaman, batang menjadi lembek).
Hama Penting Tanaman Tomat
1. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn)
Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Filum : Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Lepidoptera
Famili
: Noctuidae
Genus
: Agrotis
Spesies:
Agrotis ipsilon
Gejala
Larva aktif pada malam hari untuk mencari makan dengan menggigit pangkal batang. Pangkal batang yang digigit akan mudah patah dan mati. Di samping menggigit pangkal batang, larva yang baru menetas, sehari kemudian juga menggigit permukaan daun. Ulat tanah sangat cepat pergerakannya dan dapat menempuh jarak puluhan meter. Seekor larva dapat merusak ratusan tanaman muda. Tanaman inang lain selain menyerang tanaman tomat, ulat tanah juga menyerang tanaman jagung, padi, tembakau, tebu, bawang, kubis, kentang dan sebagainya.
2. Bemisia tabaci Genn.
Larva aktif pada malam hari untuk mencari makan dengan menggigit pangkal batang. Pangkal batang yang digigit akan mudah patah dan mati. Di samping menggigit pangkal batang, larva yang baru menetas, sehari kemudian juga menggigit permukaan daun. Ulat tanah sangat cepat pergerakannya dan dapat menempuh jarak puluhan meter. Seekor larva dapat merusak ratusan tanaman muda. Tanaman inang lain selain menyerang tanaman tomat, ulat tanah juga menyerang tanaman jagung, padi, tembakau, tebu, bawang, kubis, kentang dan sebagainya.
2. Bemisia tabaci Genn.
Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Class
: Insecta
Ordo
: Homoptera
Family
: Aleyrodidae
Genus
: Bemisia
Spesies:
Bemisia tabaci
Gejala Serangan
Kerusakan
langsung pada tanaman disebabkan oleh imago dan nimfa yang mengisap cairan
daun, berupa gejala becak nekrotik pada daun akibat rusaknya sel-sel dan
jaringan daun. Ekskresi kutu kebul menghasilkan madu yang merupakan media yang
baik untuk tempat tumbuhnya embun jelaga yang berwarna hitam. Hal ini
menyebabkan proses fotosintesa tidak berlangsung normal.Selain kerusakan
langsung oleh isapan imago dan nimfa, kutu kebul sangat berbahaya karena dapat
bertindak sebagai vektor virus. Yang dapat menyebabkan kehilangan hasil sekitar
20-100 %. Sampai saat ini tercatat 60 jenis virus yang ditularkan oleh kutu
kebul antara lain Geminivirus, Closterovirus, Nepovirus, Carlavirus, Potyvirus,
Rodshape DNA Virus.
3. Thrips tabaci Lind.
Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Thysanoptera
Famili : Thripidae
Genus
: Thrips
Spesies:
Thrips tabaci
Gejala
Nimfa
atau trips dewasa menyerang tanaman bawang dengan menggaruk jaringan daun dan
mengisap cairan selnya, terutama daun yang masih muda. Nimfa paling suka dengan
daun yang masih muda atau kuncup daun. Karena itu, hama ini banyak
ditemui di kuncup-kuncup daun. Gejala yang ditimbulkan adalah daun
mula-mula bernoda putih mengkilat seperti perak, kemudian menjadi
kecoklat-coklatan dengan bintik hitam. Biasanya serangan akan hebat
apabila hujan rintik-rintik dan suhu di atas normal dengan kelembaban di atas
70 persen. Pada musim hujan lebat atau suhu yang dingin sekali, hama ini akan
musnah dengan sendirinya. Tanaman bawang yang terserang berat, seluruh daun
memperlihatkan warna putih, sehingga hama ini sering disebut hama putih.
Tanaman bawang yang terserang akan menyebabkan umbi yang kecil dengan kualitas
rendah.Sering dijumpai hama trips bersembunyi di bagian umbinya. Apabila
keadaan tersebut terjadi di saat menjelang panen, maka hama ini dapat terbawa
umbi ke tempat penyimpanan dan dapat merusakbagian lembaga umbi bawang merah.Tanaman
inang lainTanaman bawang merah dan jenis tanaman bawang yang lain merupakan
tanaman inang utama bagi trips spesies ini. Tanaman inang yang lain adalah
kentang, cabe, tomat, waluh dan bayam.
Hama
ini dikenal dengan nama kutu daun persik atau Tobacco aphid, termasuk ordo
Homoptera, family Aphididae dan memiliki daerah penyebaran di Indonesia. Nimfa
dan serangga dewasa menyerang pertanaman tomat dengan cara menghisap cairan
tomat. Lamanya daur hidup berkisar 7-10 hari. Gejala serangannya, daun tomat
memperlihatkan bercak coklat disekitar tusukan stilet kutu ini. Bila serangan
tinggi akan menurunkan kualitas tomat.Tanaman inangnya, tembakau, cabe, tomat,
kentang dan petai.
5. Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Klasifikasi
Filum:
Arthropoda
Kelas:
Insecta
Ordo:
Noctuidae
family:
Lepidoptera
Genus:
Spodoptera
Spesies:
Spodoptera litura
Serangga hama ini dikenal dengan nama ulat grayak atau Army worm, termasuk ordo Lepidoptera, family Noctuidae , dan memiliki daerah penyebaran di Indonesia. Telur diletakkan secara berkelompok pada permukaan bawang daun. Stadium telur 2-S hari. Larva berwarna keabu-abuan dengan panjang larva instar terakhir 50 mm. Ngengat berwarna agak keabu-abuan.Gejala serangannya, larva memakan daun tomat sehingga daun transparan/robek. Serangan berat, menimbulkan kerugian yang tinggi. Tanaman inangnya kacang tanah, temhakau,
bawang
merah dan ketela rambat.
HAMA UTAMA TANAMAN CABAI
1. Thrips
Hama
thrips (Thrips Sp.) sudah tidak asing
lagi bagi para petani cabai. Hama thrips tergolong sebagai pemangsa segala
jenis tanaman, jadi serangan bukan hanya pada tanaman cabai saja. Panjang tubuh
sekitar + 1 mm, serangga ini tergolong sangat kecil namun masih bisa dilihat
dengan mata telanjang. Thrips biasanya menyerang bagian daun muda dan bunga .
Gejala serangan hama ini adalah adanya strip-strip pada daun dan berwarna
keperakan. Noda keperakan itu tidak lain akibat adanya luka dari cara makan
hama thrips. Kemudian noda tersebut akan berubah warna menjadi coklat muda.
Yang paling membahayakan dari thrips adalah selain sebagai hama perusak juga
sebagai carrier atau pembawa bibit penyakit (berupa virus) pada tanaman cabai.
2. Tungau (Mite)
Hama mite selain menyerang jeruk dan apel juga menyerang tanaman cabai. Tungau bersifat parasit yang merusak daun, batang maupun buah sehingga dapat mengakibatkan perubahan warna dan bentuk. Pada tanaman cabai. Tungau menghisap cairan daun sehingga warna daun terutama pada bagian bawah menjadi berwarna kuning kemerahan, daun akan menggulung ke bawah dan akibatnya pucuk mengering yang akhirnya menyebabkan daun rontok. Tungau berukuran sangat kecil dengan panjang badan sekitar 0,5 mm, berkulit lunak dengan kerangka chitin. Seperti halnya thrips, hama ini juga berpotensi sebagai pembawa virus.
3. Kutu (Myzus persicae)
Aphids
merupakan hama yang dapat merusak tanaman cabai. Serangannya hampir sama dengan
tungau namun akibat cairan dari daun yang dihisapnya menyebabkan daun
melengkung ke atas, keriting dan belang-belang hingga akhirnya dapat
menyebabkan kerontokan. Tidak sepeti mite, kutu ini memiliki kemampuan
berkembang biak dengan cepat karena selain dapat memperbanyak dengan perkawinan
biasa, hama ini juga mampu bertelur tanpa pembuahan.
4. Lalat Buah (Bactrocera dorsalis)
4. Lalat Buah (Bactrocera dorsalis)
Buah
cabai yang menunggu panen bisa menjadi santapannya dalam sekejap dengan cara
menusukkan ovipositornya pada buah serta meletakkan telur, menetas menjadi
larva yang kemudian merusak buah cabai dari dalam.
5. Ulat Grayak (Spodoptera litura)
5. Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Ulat
ini saat memasuki stadia larva, termasuk hewan yang sangat rakus. Hanya dalam
waktu yang tidak lama, daun-daun cabai bisa rusak. Ulat setelah dewasa berubah
menjadi sejenis ngengat akan memakan daun-daunan pada masa larva untuk menunjang
perkembangan metamorfosisnya.
Penyakit
Tanaman Cabai
1.
Antraknosa
Antraknos
pada cabai besar menyebar di semua daerah penanaman cabai, gejala yang
ditimbulkan dalam pengamatan saat praktikum adalah pada buah cabai terlihat
membusuk. Dibagian tengah hingga ujung cabai terlihat membusuk dan berwarna
merah kehitaman. Warna cabai tidak merah segar seperti cabai normal. Secara
rinci cabai yang terkena penyakit antraknosa adalah mula-mula Colletotrichum
capsici membentuk bercak cokelat kehitaman, kemudian meluas menjadi busuk
lunak. Pada tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang terdiri atas
kelompok seta (tonjolan seperti rambutyang kaku pada spora) dan konodium
jamur. Serangan yang berat dapat menyebabkan seluruh buah mengerut(keriput) dan
mengering. Buah yang seharusnya berwarna merah manjadi berwarna jerami. Jamur
membentuk bercak kecil yang tidak meluas jika cuaca kering. Tetapi setelah buah
dipetik, karena kelembapan udara yang tinggi selama disimpen dan diangkut,
jamur akan berkembang dengan cepat. Colletotrichum capsici juga dapat menyerang
ranting-ranting muda dan menyebabkan mati ujung.
2. Bercak daun
Penyakit
bercak daun yang menyerang tanaman cabe disebabkan oleh jamur Cercospora
capsici. Gejalanya terdapat bercak-bercak bundar berwarna abu-abu dengan
pinggiran coklat pada daun. Bila serangan menghebat daun akan berwarna kuning
dan akhirnya berguguran. Penyakit ini biasanya menyerang pada musim hujan
dimana kondisi kelembaban cukup tinggi.Penyakit ini menyebar saat jamur masih berupa
spora dan bisa dibawa oleh angin, air hujan, hama vektor, dan alat pertanian.
Spora jamur juga bisa terikut pada benih atau biji cabe.
3. Busuk
Terdapat
dua macam penyakit busuk yang biasa menyerang tanaman cabe, yakni busuk cabang
dan busuk kuncup. Busuk cabang pada tanaman cabe disebabkan oleh Phytophthora
capsici. Menyerang saat musim hujan dan penyebarannya sangat cepat.Busuk
kuncup disebabkan oleh cendawan Choanosearum sp. Penyakit ini masih
jarang dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman berwarna hitam dan lama
kelamaan mati.
4. Layu
Penyakit
layu merupakan penyakit yang cukup sulit dikendalikan pada budidaya tanaman
cabe. Penyakit layu bisa ditumbulkan oleh beragam jasad penganggu tanaman
seperti berbagai jenis cendawan dan bakteri.Layu yang disebabkan cendawan
disebut layu fusarium. Jenis cendawannya adalah Fusarium sp., Verticilium
sp. dan Pellicularia sp. Cendawan ini hidup di lingkungan yang
masam.Sedangkan layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas
solanacearum. Bakteri ini hidup di jaringan batang. Pengendalian penyakit
layu harus diamati dengan lebih spesifik agar penanganannya bisa lebih tepat.
5.
Bule atau virus kuning
Tanaman
cabe yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan terlihat menguning.
Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai. Penyebabnya adalah virus
gemini, penyakit ini bisa dibawa dari benih atau biji dan ditularkan oleh
kutu.Penyakit yang disebabkan virus tidak akan mempan dengan penyemprotan
racun-racun kimia. Pengendalian harus dilakukan semenjak dini, dengan memilih
benih unggul dan tahan serangan virus. Selain itu bisa juga dengan membasmi
hama yang menjadi vektornya, seperti kutu.
6.
Keriting daun atau mosaik
Penyebab
serangan penyakit mosaik adalah Cucumber Mosaic Virus (CMV).
Gejalanya, pertumbuhan menjadi kerdil, warna daun belang-belang hijau tua dan
hijau muda, ukuran daun lebih kecil, tulang daun akan berubah
menguning.Penyakit ini bisa menyebar dan menular ke tanaman lain oleh aktivitas
serangga.
Hama pada tanaman sanseviera
1.
Siput
Siput
yang telanjang atau yang berumah akan menyerang bagian daun, bahkan akar
tanaman. Gejalanya mudah dikenali, karena tampak adanya bekas gigitan pada daun
dan kotoran yang berserakan di sekitar tanaman. Siput aktif menyerang
sansevieria pada malam hari.
2.
Thrips
Hama
jenis thrips juga sering menyebabkan kerusakan yang parah. Hama jenis ini
menghisap cairan tanaman, sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Di
Indoensia, thrips yang menyerang biasanya dari jenis Herciotrips Feronalis. Hama
ini biasanya akan menyerang pada musim kemarau.
3.
Kutu
putih
Biasanya menyerang tanaman pada musim kemarau
dan biasanya menyerang pada pangkal atau ujung daun. hama ini menyerap cairan
tanaman dan bersembunyi di balik/pangkal daun, akibat serangan hama ini maka
tanaman bisa mati, penangananya lakukan penyemprotan insektisida secara
menyeluruh.
Penyakit pada tanaman sanseviera
1.
Busuk lunak (becterial stem rot)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri
Erwinia Carotovora yang menyerang daun atau akar ta-naman, terutama menginfeksi
melalui luka yang menganga. Daun atau akar yang terserang tampak berwarna
kecoklat-coklatan dan terasa lunak bila dipegang, berlendir, serta berbau
tidak enak, dan lama kelamaan akan berubah seperti bubur.
Penyakit ini muncul apabila kondisi
tanaman lembab akibat hujan yang terus menerus dan kurang cahaya. Patogen ini
cepat menyebar melalui perantara air, serangga, tangan, alat pertanian,
ataupun pakaian pekerja.
2.
Busuk akar
Busuk akar disebabkan oleh jamur
Aspergillus niger. Jamur ini muncul apabila kondisi media tumbuh terlalu basah.
3.
Bercak daun
Gejala serangan penyakit yang
disebabkan oleh jamur Fusarium Moniliforme ini khas sekali, yaitu munculnya
warna ungu kemerah-merahan pada daun yang terserang.Selanjutnya, bercak
kemerah-merahan akan melebar dan membentuk luka.
Hama tanaman anggrek
1. Tungau Merah
(Tennuipalvus orchidarum Parf)
Ordo
: Acarina
Famili
: Tetranychidae
Jenis-jenis
yang dapat diserang hama ini adalah Phalaenopsis sp., Dendrobium sp., Orchidium
sp., Vanda sp. dan Granatophyllium sp., kapas, kacang-kacangan, jeruk, dan gulma
terutama golongan dikotil. Gejala
Serangan
Tungau sangat cepat berkembang biak dan dalam waktu singkat dapat menyebabkan kerusakan secara mendadak. Bagian tanaman yang diserang antara lain tangkai daun dan bunga. Tangkai yang diserang akan berwarna seperti perunggu. Pada permukaan atas daun terdapat titik/bercak berwarna kuning atau coklat, kemudian meluas dan seluruh daun menjadi kuning. Pada permukaan bawah berwarna putih perak dan bagian atas berwarna kuning semu. Pada tingkat serangan lanjut daun akan berbercak coklat dan berubah menjadi hitam kemudian gugur. Pada daun Phalaenopsis sp. mula-mula berwarna putih keperakan kemudian menjadi kuning. Hama ini dapat berjangkit baik pada musim hujan maupun musim kemarau, namun umumnya serangan meningkat pada musim kemarau, sedangkan pada musim hujan serangan berkurang karena terbawa air. Kerusakan dapat terjadi mulai dari pembibitan.
Tungau sangat cepat berkembang biak dan dalam waktu singkat dapat menyebabkan kerusakan secara mendadak. Bagian tanaman yang diserang antara lain tangkai daun dan bunga. Tangkai yang diserang akan berwarna seperti perunggu. Pada permukaan atas daun terdapat titik/bercak berwarna kuning atau coklat, kemudian meluas dan seluruh daun menjadi kuning. Pada permukaan bawah berwarna putih perak dan bagian atas berwarna kuning semu. Pada tingkat serangan lanjut daun akan berbercak coklat dan berubah menjadi hitam kemudian gugur. Pada daun Phalaenopsis sp. mula-mula berwarna putih keperakan kemudian menjadi kuning. Hama ini dapat berjangkit baik pada musim hujan maupun musim kemarau, namun umumnya serangan meningkat pada musim kemarau, sedangkan pada musim hujan serangan berkurang karena terbawa air. Kerusakan dapat terjadi mulai dari pembibitan.
2. Kumbang Gajah (Orchidophilus
aterrimus = Acythopeus) aterrimus Wat
Ordo
: Coleoptera
Famili
: Curculionidae
Kumbang
bertelur pada daun atau lubang batang tanaman. Kerusakan terjadi karena
larvanya menggerek daun dan memakan jaringan di bagian dalam batang sehingga
mengakibatkan aliran air dan hara dari akar terputus serta daun-daun menjadi
kuning dan layu. Kerusakan pada daun menyebabkan daun berlubang-lubang. Larva
juga menggerek batang umbi, pucuk dan batang untuk membentuk kepompong,
sedangkan kumbang dewasa memakan epdermis/permukaan daun muda, jaringan/tangkai
bunga dan pucuk/kuntum sehingga dapat mengakibatkan kematian bagian tanaman
yang dirusak. Serangan pada titik tumbuh dapat mematikan tanaman. Pada
pembibitan Phalaenopsis sp. dapat terserang berat hama ini. Seangan kumbang
gajah dapat terjadi sepanjang tahun, tetapi paling banyak terjadi pada musim
hujan, terutama pada awal musim hujan .
3.
Kumbang Penggerek (Omobaris calanthes Mshl)
Ordo
: Colepotera
Famili
: Curculionidae
larva
kumbang ini menggerek masuk ke jaringan akar/umbi, pucuk dan tangkai bunga
sehingga dinding gerekan menjadi hitam. Sedangkan kumbang dapat dijumpai di
bagian tengah tanaman di antara daun bawah. Serangga membuat sejumlah lubang,
seringkali berbaris di daun dan juga tunas utama yang masih terlipat yang
kemudian dapat patah dan mati. Pada tahap awal seringkali merusak akar tanaman
dan pada saat bunga masih kuncup. Serangan berat menyebabkan tanaman terlihat
merana dan dapat mematikan tanaman anggrek.
4.
Kumbang Penggerek Akar (Diaxenes
phalaenopsidis Fish)
Ordo
: Coleoptera
Famili
: Cerambycidae
Larva
menggerek akar sehingga akar mengering dan dapat mengakibatkan kematian. Larva
juga menyerang bunga. Kerusakan yang diakibatkan oleh hama ini akan sangat
berat jika tidak segera dikendalikan.
5. Kumbang Penggerek (Oulema
= Lema pectoralis Baly)
Ordo
: Coleoptera
Famili
: Chrysomelidae
Larva
membuat lubang pada daun, akar, kuntum bunga dan bunga. Serangga dewasa juga
dapat memakan daun.
6.
Kutu
Perisai (Parlatoria proteus Curt.)
Ordo
: Hemiptera
Famili
: Diaspididae
Tanaman
yang terserang berwarna kuning merana, kadang-kadang daun berguguran.
7. Pengorok Daun (Gonophora xanthomela = Agonita spathoglottis)
7. Pengorok Daun (Gonophora xanthomela = Agonita spathoglottis)
Ordo
: Coleoptera
Famili
: Chrysomelidae
Larva
mengorok bagian dalam daun dan meninggalkan bagian epidermis sehingga daun
tampak transparan. Serangan berat terjadi pada musim hujan.
8. Ulat Bunga (Chliaria othona)
8. Ulat Bunga (Chliaria othona)
Ordo
: Lepidoptera
Famili
: Lycaenidae
Ulat
memakan bunga atau pucuk anggrek. Setelah menetas dari telur segera masuk dan
merusak ke dalam pucuk sampai ke bunga.
9. Pemakan Daun (Negeta
chlorocrota Hps.)
Ordo
: Lepidoptera
Famili
: Noctuidae
Larva
memakan daun muda dan meninggalkan potongan-potongan daun yang putih dan
transparan. Kerusakan disebabkan oleh instar selanjutnya pada daun yang lebih
tua. Pucuk-pucuk muda juga diserang. Pada populasi tinggi larva menggerogoti
daun, potongan oval dari daun yang tertinggal di atas dan digunakan untuk
membentuk tempat pupa.
10. Kutu Putih (Pseudococcus
sp.)
Ordo
: Hemiptera
Famili
: Pseudococcidae
Pada
Dendrobium sp., kutu menyerang ujung akar, bagian daun sebelah bawah dan
batang. Bagian tanaman terserang akan berwarna kuning dan akhirnya mati karena
hama ini mengisap cairan sel. Pada Phalaenopsis sp., kutu menyerang
ketiak daun di sekitar titik tumbuhnya, sehingga menyebabkan tanaman mati.
Penyakit pada tanaman anggrek
1.
Penyakit Busuk Hitam (Phytopthora
spp.)
Infeksinya
tampak dengan adanya noda-noda hitam yang menjalar dari bagian tengah tanaman
hingga ke daun. Dalam waktu relatif singkat seluruh daun sudah berjatuhan.
Cendawan ini menyerang pucuk tanaman dan titik tumbuh. Bagian pangkal pucuk
daun terlihat basah dan bila ditarik mudah terlepas. Bila menyerang titik
tumbuh, pertumbuhan akan terhenti. Penyebaran penyakit ini sangat cepat bila
keadaan lingkungan lembab.
2. Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides) (Penz.) (Sacc.)
2. Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides) (Penz.) (Sacc.)
Pada
daun atau umbi semu mula-mula timbul bercak bulat, mengendap, berwarna kuning
atau hijau muda. Akhirnya bercak menjadi coklat dan mempunyai bintik-bintik
hitam yang terdiri dari tubuh buah (aservulus) cendawan. Pada umumnya
bintik-bintik ini teratur pada lingkaran-lingkaran yang terpusat. Dalam keadaan
yang lembab tubuh buah mengeluarkan massa spora (konidium) yang berwarna merah
jambu atau jingga. Daun yang terserang akan gugur akhirnya umbi akan gundul.
Pada bunga, penyakit menyebabkan terjadinya bercak-bercak coklat kecil yang dapat membesar dan bersatu sehingga dapat meliputi seluruh bunga.
3. Layu (Sklerotium rolfsii Sacc.) (Stadium Sempurna : Corticium rolfsii Curzi)
Pada bunga, penyakit menyebabkan terjadinya bercak-bercak coklat kecil yang dapat membesar dan bersatu sehingga dapat meliputi seluruh bunga.
3. Layu (Sklerotium rolfsii Sacc.) (Stadium Sempurna : Corticium rolfsii Curzi)
Tanaman
yang terserang menguning dan layu. Infeksi terjadi pada bagian-bagian yang
dekat dengan tanah. Bagian ini membusuk, dan pada permukaannya terdapat
miselium cendawan berwarna putih, teratur seperti bulu. Miselium ini membentuk
sklerotium, yang semula berwarna putih, kelak berkembang menjadi butir-butir
berwarna coklat yang mirip dengan biji sawi.
6.
Busuk Lunak (Erwinia spp.)
Penyakit
ini menyerang tanaman anakan dalam kompot. Daun-daun anakan terlihat berair dan
warna daun berubah kecoklatan. Pada pseudobulb atau bagian lunak lainnya
terjadi pembusukan disertai bau yang tidak enak. Bakteri ini menimbulkan
pembusukan pada jaringan yang lunak dan pada jaringan yang bekas digigit
serangga.
7.
Rebah Bibit Pythium ultinum,
Phytohpthora cactorum dan Rhizoctonia solani.
Pada
tanaman muda ditandai dengan gejala damping off, yaitu tanaman mati dan roboh.
Bagian pangkal tanaman membusuk, sehingga tidak kuat berdiri tegak. Penyakit
berkembang ke atas ke bagian-bagian lunak lainnya.
8.
Bercak Bunga Botrytis cenerea
Pada
mahkota bunga mula-mula terdapat bintik-bintik hitam. Bila penyakit telah
berkembang lebih lanjut dengan bintik yang sangat banyak, bunga akan busuk dan
menghitam.
9.
Karat (Uredo sp.)
Pada
permukaan daun terdapat pustul berwarna kuning. Setiap pustul dikelilingi oleh
jaringan daun klorotik. Serangan yang hebat menyebabkan daun mengering.
Hama pada tanaman manggis
1. Penggorok daun.
Hama ini menyerang daun muda yang helaiannya baru membuka. Serangan berat dapat
menyebabkan tanaman tumbuh merana dikarenakan daun tidak bisa melakukan
fotosintesa. Pengendaliannya dapat dilakukan secara mekanis yaitu dengan
memangkas,mengumpulkan dan membakar daun-daun yang terserang
2. Penghisap daun
dan buah muda. Hama ini menyerang daun, tunas muda,
bunga dan pentil dengan cara mengisap cairan sehingga pertumbuhan daun, tunas
muda, bunga dan pentil buah terhambat yang akhirnya dapat menurunkan produksi
buah. Bagian tanaman yang terserang tampak bekas tusukan berupa noda kering
berwarna coklat kemerahan hingga hitam dan bagian tersebut sangat rapuh.
3. Kutu putih.
Kutu putih merusak penampilan buah manggis.Kutu putih yang masih muda hidup dan
menghisap cairan kelopak bunga, tunas atau buah muda, sementara kutu dewasa
mengeluarkan semacam tepung putih yang menyelimuti seluruh tubuhnya.
4. Thrips. Serangan thrips dapat
menurunkan kualitas buah manggis karena adanya spot-spot putih yang tersebar
pada buah manggis. Gejala serangan hama thrips dimulai pada fase kuncup, bunga
mekar , hingga fase perkembangan buah. Populasi hama ini meningkat pesat bila
fase-fase tersebut disertai dengan kondisi lingkungan yang lembab dan suhu
tinggi.
5. Tungau.
Gejala serangan berupa perubahan warna di tangkai daun, bunga, dan buah menjadi
perunggu serta bercak berwarna kekuningan di permukaan daun. Serangan di bagian
bawah daun menyebabkan kerusakan jaringan mesofil daun sehingga transpirasi
tanaman meningkat.
6. Tupai. Tupai sering memakan
buah manggis yang hampir masak. Setiap ekor tupai mampu menghabiskan 2 – 3 buah
manggis per hari.
Penyakit pada tanaman manggis
1.
Busuk
akar merah dan busuk akar cokelat
Akar yang terserang penyakit ini
berwarna cokelat atau kemerahan dan membusuk. Akibatnya, akar tidak bisa
berfungsi sempurna dan pertumbuhan tanaman merana serta produksi buah sangat
rendah. Jika tidak dikendalikan, penyakit ini dapat mengakibatkan kematian
tanaman dewasa.
2.
Jamur
upas
Penyakit ini disebabkan oleh jamur
Upasia salmonicolor. Penyakit ini menyerang terutama pada musim hujan. Cabang
atau ranting mati akibat jaringan kulit yang mengering, sehingga sering disebut
penyakit mati cabang atau ranting. Awalnya, cabang atau ranting yang terinfeksi
berwarna mengilap seperti perak, kemudian berubah warna menjadi merah jambu
(seperti kerak). Kerak tersebut merupakan miselium cendawan yang menyerang ke
dalam jaringan kulit dan menyebabkan cabang mati.
3.
Hawar
benang
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan
Marasmius scandens. Di permukaan cabang atau ranting terdapat benang-benang
putih. Benang-benang tersebut hidup sebagai saprofit dan parasit. Cendawan
berupa benang-benang putih ini kemudian meluas hingga ke bagian bawah daun dan
menutupi seluruh permukaan daun, sehingga akhirnya daun yang terserang mati.
4.
Hawar
rambut kuda
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan
Marasmius equicrinis. Pada bagian tanaman yang sakit menunjukkan adanya benang-benang
berwarna coklat tua kehitaman yang menutupi bagian yang terserang patogen dan
selanjutnya bagian tanaman yang sakit akan mati.
5.
Mati
ujung
Penyakit mati ujung disebabkan oleh
Diplodia sp. Gejala serangan penyakit ini dimulai dengan ujung daun yang
mengering sampai tangkai daun. Kemudian, daun menjadi kering dan rontok.
Penyakit ini menjalar hingga ke ranting dan menyebabkan ranting berkerut
seperti kekurangan air, kemudian seluruh daun di ujung cabang rontok dan
cabangpun ikut mengering.
6.
Kanker batang atau cabang
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan
Botryosphaeria ribis. Tanaman yang terserang penyakit ini mengalami perubahan
warna kulit batang atau cabang dan mengeluarkan getah, kemudian getah tersebut
menggumpal dan mendominasi lapisan di bawah kulit batang. Akibatnya, kulit
batang mengering hingga ke jaringan xylem serta daun menjadi pucat dan lemas.
Tanaman yang sakit akan cepat berbunga namun bunga dan buahnya menjadi tidak
normal.
7.
Buah
busuk
Penyakit
ini disebabkan oleh cendawan Botryodiplodia theobromae. Gejala serangan diawali
dengan adanya burik berwarna coklat pada buah muda, kemudian pecah-pecah dan
mengeluarkan getah berwarna kuning. Penampilan buah yang terserang penyakit ini
kurang menarik dan keras. Setelah dibuka, daging buah berair, busuk dan lekat
dengan kulit buah.
8. Getah-kuning
Getah kuning menyebabkan kulit buah bagian luar (pericarp) tidak mulus sehingga
penampilannya kurang menarik. Getah yang masuk ke kulit bagian dalam (endocarp)
akan menyebabkan rasa pahit sehingga tidak layak konsumsi. Buah yang terinfeksi
hanya dapat diketahui jika buah dibuka. Buah manggis yang terkena getah bening
memiliki bobot lebih berat dari pada buah yang sehat
Hama
pada tanaman duku
1.
Kelelawar
kelelawar
menyerang buah duku yang matang dan siap dipanen.
2.
Kutu perisai (Asterolecantium sp.)
Hama
ini menyerang daun dan batang duku.
3.
Kumbang penggerak buah (Curculio sp.)
menyerang
buah duku yang sudah matang, sehingga buah duku berlubang dan busuk bila air
hujan masuk ke dalamnya.
4.
Kutu putih (Psedococcus lepelleyi)
Hama
yang menutupi kuncup daun dan daun muda buah duku. Pengendalian: sama kutu
perisai.
Penyakit Tanaman Duku
1.
Penyakit busuk akar
Merupakan
penyakit yang berbahaya karena menyerang pohon dan buah duku.
2.
Penyakit antraknosa (Colletotrichum
gloeosporiods)
adanya
bintik kecoklatan pada rangkaian buah, serangan ini menyebabkan buah berguguran
lebih awal dan juga menyebabkan kerugian pasca panen.
3.
Penyakit mati pucuk
Penyebab:
cendawan Gloeosporium sp. menyerang ujung cabang dan ranting yang nampak
kering.
Hama pada tanaman durian
1. Penggerek Batang
(Batocera sp. , Xyleutes sp.)
Hama ini menyerang tanaman durian dengan
cara membuat lubang pada batang, dahan, atau ranting. Gejala serangan
ditunjukkan dengan tanaman layu, daun kering dan rontok akhirnya mati.
2.
Penggerek
Buah (Tirathaha sp., Dacus dorsalis )
Hama ini menyerang tanaman durian dengan
cara membuat lubang pada buah. Gejala serangan ditunjukkan dengan buah busuk
berulat dan akhirnya rontok.
3.
Kutu
Putih ( Pseudococus sp.)
Kutu putih berbentuk bulat dan berwarna
kehijauan, seluruh tubuhnya diselumuti lapisan lilin berwarna putih. Hama ini
menyerang tanaman durian dengan cara menghisap cairan daun dan menyelubungi
buah durian. Serangan pada bunga menyebabkan kerontokan. Kotorannya sangat
manis sehingga mengundang semut serta berpotensi menimbulkan penyakit embun
jelaga.
4.
Ulat
Daun (Papilia sp., Setora sp., Lymatria sp.)
Hama tersebut menyerang tanaman durian
dengan cara memakan daun hingga berlubang dan rusak.
Penyakit
pada tanaman durian
1.
Fusarium
sp.
Penyakit ini merupakan patogen tular
tanah dan sangat berpotensi mematikan tanaman. Tanaman terserang menunjukkan
gejala layu, jika dibelah, pada bagian korteks akan tampak warna coklat dan
pada bagian yang berkayu akan tampak warna merah muda dengan bercak coklat.
2.
Phytophthora
sp.
Gejala serangan pada buah terdapat
bercak kebasahan berwarna cokelat kehitaman, membusuk serta terdapat miselium
cendawan berwarna putih. Buah durian terserak akan rontok. Sedangkan gejala
serangan pada batang ditandai dengan adanya luka yang mengeluarkan lendir
berwarna merah pada kulit batang. Setelah batang busuk, pucuk-pucuk tanaman
akan mengering, daun layu dan rontok, dan akhirnya mati.
3.
Penyakit
Bercak Daun Colletotrichum sp.
Gejala serangan ditandai dengan adanya
bercak-bercak besar kering pada daun tanaman serta mengakibatkan daun tanaman
berlubang. Musnahkan daun terserang, lakukan pemangkasan pada ranting atau
cabang tidak produktif.
4.
Penyakit
Akar Putih (Rigodoporus lignosus)
Gejala serangan ditandai dengan adanya
daun yang menguning kemudian berubah menjadi coklat sebelum akhirnya mengerut
dan gugur.
5.
Penyakit
Jamur Upas (pink disease)
Gejala munculnya cairan kuning pada
bagian batang terserang dan diselimuti dengan benang-benang jamur berwarna
mengkilat berbentuk seperti laba-laba sehingga menyebabkan kematian pada
batang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar