Rabu, 21 Maret 2018

Hama tanaman tomat



Penyakit Utama Tanaman Tomat
1.      Phytoptora infestans (bercak daun pada ujung dan pinggir daun sebelah bawah yang meluas keseluruh daun),
2.      Fusarium oxysporum (tulang daun menguning dan tangkai merunduk, tanaman kerdil, buah terbentuk tetapi kecil-kecil);
3.      Pseudomonas solanacearum (kelayuan dimulai dari bagian pucuk dan merambat keseluruh bagian tanaman, batang menjadi lembek).

Hama Penting Tanaman Tomat

1. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn)
Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Genus : Agrotis
Spesies: Agrotis ipsilon
Gejala
Larva aktif pada malam hari untuk mencari makan dengan menggigit pangkal batang. Pangkal batang yang digigit akan mudah patah dan mati. Di samping menggigit pangkal batang, larva yang baru menetas, sehari kemudian juga menggigit permukaan daun. Ulat tanah sangat cepat pergerakannya dan dapat menempuh jarak puluhan meter.  Seekor larva dapat merusak ratusan tanaman muda. Tanaman inang lain selain menyerang tanaman tomat, ulat tanah juga menyerang tanaman jagung, padi, tembakau, tebu, bawang, kubis, kentang dan sebagainya.
2. Bemisia tabaci Genn.
Klasifikasi
Filum  : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Homoptera
Family : Aleyrodidae
Genus : Bemisia
Spesies: Bemisia tabaci
Gejala Serangan
Kerusakan langsung pada tanaman disebabkan oleh imago dan nimfa yang mengisap cairan daun, berupa gejala becak nekrotik pada daun akibat rusaknya sel-sel dan jaringan daun. Ekskresi kutu kebul menghasilkan madu yang merupakan media yang baik untuk tempat tumbuhnya embun jelaga yang berwarna hitam. Hal ini menyebabkan proses fotosintesa tidak berlangsung normal.Selain kerusakan langsung oleh isapan imago dan nimfa, kutu kebul sangat berbahaya karena dapat bertindak sebagai vektor virus. Yang dapat menyebabkan kehilangan hasil sekitar 20-100 %. Sampai saat ini tercatat 60 jenis virus yang ditularkan oleh kutu kebul antara lain Geminivirus, Closterovirus, Nepovirus, Carlavirus, Potyvirus, Rodshape DNA Virus.

3. Thrips tabaci Lind.
Klasifikasi
Filum  : Arthropoda
Class  :  Insecta
Ordo  :  Thysanoptera
Famili  :  Thripidae
Genus : Thrips
Spesies: Thrips tabaci

Gejala
Nimfa atau trips dewasa menyerang tanaman bawang dengan menggaruk jaringan daun dan mengisap cairan selnya, terutama daun yang masih muda. Nimfa paling suka dengan daun yang masih muda atau kuncup daun.  Karena itu, hama ini banyak ditemui di kuncup-kuncup daun.  Gejala yang ditimbulkan adalah daun mula-mula bernoda putih mengkilat seperti perak, kemudian menjadi kecoklat-coklatan dengan bintik hitam.  Biasanya serangan akan hebat apabila hujan rintik-rintik dan suhu di atas normal dengan kelembaban di atas 70 persen. Pada musim hujan lebat atau suhu yang dingin sekali, hama ini akan musnah dengan sendirinya. Tanaman bawang yang terserang berat, seluruh daun memperlihatkan warna putih, sehingga hama ini sering disebut hama putih. Tanaman bawang yang terserang akan menyebabkan umbi yang kecil dengan kualitas rendah.Sering dijumpai hama trips bersembunyi di bagian umbinya.  Apabila keadaan tersebut terjadi di saat menjelang panen, maka hama ini dapat terbawa umbi ke tempat penyimpanan dan dapat merusakbagian lembaga umbi bawang merah.Tanaman inang lainTanaman bawang merah dan jenis tanaman bawang yang lain merupakan tanaman inang utama bagi trips spesies ini. Tanaman inang yang lain adalah kentang, cabe, tomat, waluh dan bayam.
4.      Kutu Daun (Myzus persicae Sulz)
Hama ini dikenal dengan nama kutu daun persik atau Tobacco aphid, termasuk ordo Homoptera, family Aphididae dan memiliki daerah penyebaran di Indonesia. Nimfa dan serangga dewasa menyerang pertanaman tomat dengan cara menghisap cairan tomat. Lamanya daur hidup berkisar 7-10 hari. Gejala serangannya, daun tomat memperlihatkan bercak coklat disekitar tusukan stilet kutu ini. Bila serangan tinggi akan menurunkan kualitas tomat.Tanaman inangnya, tembakau, cabe, tomat, kentang dan petai.

5. Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Klasifikasi
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Noctuidae
family: Lepidoptera
Genus: Spodoptera
Spesies: Spodoptera litura

Serangga hama ini dikenal dengan nama ulat grayak atau Army worm, termasuk ordo Lepidoptera, family Noctuidae , dan memiliki daerah penyebaran di Indonesia. Telur diletakkan secara berkelompok pada permukaan bawang daun. Stadium telur 2-S hari. Larva berwarna keabu-abuan dengan panjang larva instar terakhir 50 mm. Ngengat berwarna agak keabu-abuan.Gejala serangannya, larva memakan daun tomat sehingga daun transparan/robek. Serangan berat, menimbulkan kerugian yang tinggi. Tanaman inangnya kacang tanah, temhakau,
bawang merah dan ketela rambat.

HAMA UTAMA TANAMAN CABAI

1. Thrips
Hama thrips (Thrips Sp.) sudah tidak asing lagi bagi para petani cabai. Hama thrips tergolong sebagai pemangsa segala jenis tanaman, jadi serangan bukan hanya pada tanaman cabai saja. Panjang tubuh sekitar + 1 mm, serangga ini tergolong sangat kecil namun masih bisa dilihat dengan mata telanjang. Thrips biasanya menyerang bagian daun muda dan bunga . Gejala serangan hama ini adalah adanya strip-strip pada daun dan berwarna keperakan. Noda keperakan itu tidak lain akibat adanya luka dari cara makan hama thrips. Kemudian noda tersebut akan berubah warna menjadi coklat muda. Yang paling membahayakan dari thrips adalah selain sebagai hama perusak juga sebagai carrier atau pembawa bibit penyakit (berupa virus) pada tanaman cabai.

2. Tungau (Mite)

Hama mite selain menyerang jeruk dan apel juga menyerang tanaman cabai. Tungau bersifat parasit yang merusak daun, batang maupun buah sehingga dapat mengakibatkan perubahan warna dan bentuk. Pada tanaman cabai. Tungau menghisap cairan daun sehingga warna daun terutama pada bagian bawah menjadi berwarna kuning kemerahan, daun akan menggulung ke bawah dan akibatnya pucuk mengering yang akhirnya menyebabkan daun rontok. Tungau berukuran sangat kecil dengan panjang badan sekitar 0,5 mm, berkulit lunak dengan kerangka chitin. Seperti halnya thrips, hama ini juga berpotensi sebagai pembawa virus.
3. Kutu (Myzus persicae)
Aphids merupakan hama yang dapat merusak tanaman cabai. Serangannya hampir sama dengan tungau namun akibat cairan dari daun yang dihisapnya menyebabkan daun melengkung ke atas, keriting dan belang-belang hingga akhirnya dapat menyebabkan kerontokan. Tidak sepeti mite, kutu ini memiliki kemampuan berkembang biak dengan cepat karena selain dapat memperbanyak dengan perkawinan biasa, hama ini juga mampu bertelur tanpa pembuahan.
4. Lalat Buah (Bactrocera dorsalis)
Buah cabai yang menunggu panen bisa menjadi santapannya dalam sekejap dengan cara menusukkan ovipositornya pada buah serta meletakkan telur, menetas menjadi larva yang kemudian merusak buah cabai dari dalam.
5. Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Ulat ini saat memasuki stadia larva, termasuk hewan yang sangat rakus. Hanya dalam waktu yang tidak lama, daun-daun cabai bisa rusak. Ulat setelah dewasa berubah menjadi sejenis ngengat akan memakan daun-daunan pada masa larva untuk menunjang perkembangan metamorfosisnya.
Penyakit  Tanaman Cabai
1.    Antraknosa
Antraknos pada cabai besar menyebar di semua daerah penanaman cabai, gejala yang ditimbulkan dalam pengamatan saat praktikum adalah pada buah cabai terlihat membusuk. Dibagian tengah hingga ujung cabai terlihat membusuk dan berwarna merah kehitaman. Warna cabai tidak merah segar seperti cabai normal. Secara rinci cabai yang terkena penyakit antraknosa adalah mula-mula Colletotrichum capsici membentuk bercak cokelat kehitaman, kemudian meluas menjadi busuk lunak. Pada tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang terdiri atas kelompok seta (tonjolan seperti rambutyang kaku pada spora)  dan konodium jamur. Serangan yang berat dapat menyebabkan seluruh buah mengerut(keriput) dan mengering. Buah yang seharusnya berwarna merah manjadi berwarna jerami. Jamur membentuk bercak kecil yang tidak meluas jika cuaca kering. Tetapi setelah buah dipetik, karena kelembapan udara yang tinggi selama disimpen dan diangkut, jamur akan berkembang dengan cepat. Colletotrichum capsici juga dapat menyerang ranting-ranting muda dan menyebabkan mati ujung.
2. Bercak daun
Penyakit bercak daun yang menyerang tanaman cabe disebabkan oleh jamur Cercospora capsici. Gejalanya terdapat bercak-bercak bundar berwarna abu-abu dengan pinggiran coklat pada daun. Bila serangan menghebat daun akan berwarna kuning dan akhirnya berguguran. Penyakit ini biasanya menyerang pada musim hujan dimana kondisi kelembaban cukup tinggi.Penyakit ini menyebar saat jamur masih berupa spora dan bisa dibawa oleh angin, air hujan, hama vektor, dan alat pertanian. Spora jamur juga bisa terikut pada benih atau biji cabe.
3. Busuk
Terdapat dua macam penyakit busuk yang biasa menyerang tanaman cabe, yakni busuk cabang dan busuk kuncup. Busuk cabang pada tanaman cabe disebabkan oleh Phytophthora capsici. Menyerang saat musim hujan dan penyebarannya sangat cepat.Busuk kuncup disebabkan oleh cendawan Choanosearum sp. Penyakit ini masih jarang dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman berwarna hitam dan lama kelamaan mati.
4. Layu
Penyakit layu merupakan penyakit yang cukup sulit dikendalikan pada budidaya tanaman cabe. Penyakit layu bisa ditumbulkan oleh beragam jasad penganggu tanaman seperti berbagai jenis cendawan dan bakteri.Layu yang disebabkan cendawan disebut layu fusarium. Jenis cendawannya adalah Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia sp. Cendawan ini hidup di lingkungan yang masam.Sedangkan layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Bakteri ini hidup di jaringan batang. Pengendalian penyakit layu harus diamati dengan lebih spesifik agar penanganannya bisa lebih tepat.
5.       Bule atau virus kuning
Tanaman cabe yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan terlihat menguning. Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai. Penyebabnya adalah virus gemini, penyakit ini bisa dibawa dari benih atau biji dan ditularkan oleh kutu.Penyakit yang disebabkan virus tidak akan mempan dengan penyemprotan racun-racun kimia. Pengendalian harus dilakukan semenjak dini, dengan memilih benih unggul dan tahan serangan virus. Selain itu bisa juga dengan membasmi hama yang menjadi vektornya, seperti kutu.

6.       Keriting daun atau mosaik
Penyebab serangan penyakit mosaik adalah Cucumber Mosaic Virus (CMV). Gejalanya, pertumbuhan menjadi kerdil, warna daun belang-belang hijau tua dan hijau muda, ukuran daun lebih kecil, tulang daun akan berubah menguning.Penyakit ini bisa menyebar dan menular ke tanaman lain oleh aktivitas serangga.

Hama pada tanaman sanseviera
1.      Siput
Siput yang telanjang atau yang berumah akan menyerang bagian daun, bahkan akar tanaman. Gejalanya mudah dikenali, karena tampak adanya bekas gigitan pada daun dan kotoran yang berserakan di sekitar tanaman. Siput aktif menyerang sansevieria pada malam hari.
2.      Thrips
Hama jenis thrips juga sering menyebabkan kerusakan yang parah. Hama jenis ini menghisap cairan tanaman, sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Di Indoensia, thrips yang menyerang biasanya dari jenis Herciotrips Feronalis. Hama ini biasanya akan menyerang pada musim kemarau.
3.      Kutu putih
 Biasanya menyerang tanaman pada musim kemarau dan biasanya menyerang pada pangkal atau ujung daun. hama ini menyerap cairan tanaman dan bersembunyi di balik/pangkal daun, akibat serangan hama ini maka tanaman bisa mati, penangananya lakukan penyemprotan insektisida secara menyeluruh.

Penyakit pada tanaman sanseviera
1.      Busuk lunak (becterial stem rot)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Erwinia Carotovora yang menyerang daun atau akar ta-naman, terutama menginfeksi melalui luka yang menganga. Daun atau akar yang terserang tampak berwarna kecoklat-coklatan dan terasa lunak bila dipegang, berlendir, serta berbau tidak enak, dan lama kelamaan akan berubah seperti bubur.
Penyakit ini muncul apabila kondisi tanaman lembab akibat hujan yang terus menerus dan kurang cahaya. Patogen ini cepat menyebar melalui perantara air, serangga, tangan, alat pertanian, ataupun pakaian pekerja. 
2.      Busuk akar
Busuk akar disebabkan oleh jamur Aspergillus niger. Jamur ini muncul apabila kondisi media tumbuh terlalu basah.
3.      Bercak daun
Gejala serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur Fusarium Moniliforme ini khas sekali, yaitu munculnya warna ungu kemerah-merahan pada daun yang terserang.Selanjutnya, bercak kemerah-merahan akan melebar dan membentuk luka.
Hama tanaman anggrek
1.      Tungau Merah (Tennuipalvus orchidarum Parf)
Ordo : Acarina
Famili : Tetranychidae
Jenis-jenis yang dapat diserang hama ini adalah Phalaenopsis sp., Dendrobium sp., Orchidium sp., Vanda sp. dan Granatophyllium sp., kapas, kacang-kacangan, jeruk, dan gulma terutama golongan dikotil. Gejala Serangan
Tungau sangat cepat berkembang biak dan dalam waktu singkat dapat menyebabkan kerusakan secara mendadak. Bagian tanaman yang diserang antara lain tangkai daun dan bunga. Tangkai yang diserang akan berwarna seperti perunggu. Pada permukaan atas daun terdapat titik/bercak berwarna kuning atau coklat, kemudian meluas dan seluruh daun menjadi kuning. Pada permukaan bawah berwarna putih perak dan bagian atas berwarna kuning semu. Pada tingkat serangan lanjut daun akan berbercak coklat dan berubah menjadi hitam kemudian gugur. Pada daun Phalaenopsis sp. mula-mula berwarna putih keperakan kemudian menjadi kuning. Hama ini dapat berjangkit baik pada musim hujan maupun musim kemarau, namun umumnya serangan meningkat pada musim kemarau, sedangkan pada musim hujan serangan berkurang karena terbawa air. Kerusakan dapat terjadi mulai dari pembibitan.
2.      Kumbang Gajah (Orchidophilus aterrimus = Acythopeus) aterrimus Wat
Ordo : Coleoptera
Famili : Curculionidae
Kumbang bertelur pada daun atau lubang batang tanaman. Kerusakan terjadi karena larvanya menggerek daun dan memakan jaringan di bagian dalam batang sehingga mengakibatkan aliran air dan hara dari akar terputus serta daun-daun menjadi kuning dan layu. Kerusakan pada daun menyebabkan daun berlubang-lubang. Larva juga menggerek batang umbi, pucuk dan batang untuk membentuk kepompong, sedangkan kumbang dewasa memakan epdermis/permukaan daun muda, jaringan/tangkai bunga dan pucuk/kuntum sehingga dapat mengakibatkan kematian bagian tanaman yang dirusak. Serangan pada titik tumbuh dapat mematikan tanaman. Pada pembibitan Phalaenopsis sp. dapat terserang berat hama ini. Seangan kumbang gajah dapat terjadi sepanjang tahun, tetapi paling banyak terjadi pada musim hujan, terutama pada awal musim hujan .
3.       Kumbang Penggerek (Omobaris calanthes Mshl)
Ordo : Colepotera
Famili : Curculionidae
larva kumbang ini menggerek masuk ke jaringan akar/umbi, pucuk dan tangkai bunga sehingga dinding gerekan menjadi hitam. Sedangkan kumbang dapat dijumpai di bagian tengah tanaman di antara daun bawah. Serangga membuat sejumlah lubang, seringkali berbaris di daun dan juga tunas utama yang masih terlipat yang kemudian dapat patah dan mati. Pada tahap awal seringkali merusak akar tanaman dan pada saat bunga masih kuncup. Serangan berat menyebabkan tanaman terlihat merana dan dapat mematikan tanaman anggrek.
4.       Kumbang Penggerek Akar (Diaxenes phalaenopsidis Fish)
Ordo : Coleoptera
Famili : Cerambycidae
Larva menggerek akar sehingga akar mengering dan dapat mengakibatkan kematian. Larva juga menyerang bunga. Kerusakan yang diakibatkan oleh hama ini akan sangat berat jika tidak segera dikendalikan.
5.       Kumbang Penggerek (Oulema = Lema pectoralis Baly)
Ordo : Coleoptera
Famili : Chrysomelidae
Larva membuat lubang pada daun, akar, kuntum bunga dan bunga. Serangga dewasa juga dapat memakan daun.
6.      Kutu Perisai (Parlatoria proteus Curt.)
Ordo : Hemiptera
Famili : Diaspididae
Tanaman yang terserang berwarna kuning merana, kadang-kadang daun berguguran.
7. Pengorok Daun (Gonophora xanthomela = Agonita spathoglottis)
Ordo : Coleoptera
Famili : Chrysomelidae
Larva mengorok bagian dalam daun dan meninggalkan bagian epidermis sehingga daun tampak transparan. Serangan berat terjadi pada musim hujan.
8. Ulat Bunga (Chliaria othona)
Ordo : Lepidoptera
Famili : Lycaenidae
Ulat memakan bunga atau pucuk anggrek. Setelah menetas dari telur segera masuk dan merusak ke dalam pucuk sampai ke bunga.
9. Pemakan Daun (Negeta chlorocrota Hps.)
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Larva memakan daun muda dan meninggalkan potongan-potongan daun yang putih dan transparan. Kerusakan disebabkan oleh instar selanjutnya pada daun yang lebih tua. Pucuk-pucuk muda juga diserang. Pada populasi tinggi larva menggerogoti daun, potongan oval dari daun yang tertinggal di atas dan digunakan untuk membentuk tempat pupa.
10. Kutu Putih (Pseudococcus sp.)
Ordo : Hemiptera
Famili : Pseudococcidae
Pada Dendrobium sp., kutu menyerang ujung akar, bagian daun sebelah bawah dan batang. Bagian tanaman terserang akan berwarna kuning dan akhirnya mati karena hama ini mengisap cairan sel. Pada Phalaenopsis sp., kutu menyerang ketiak daun di sekitar titik tumbuhnya, sehingga menyebabkan tanaman mati.

Penyakit pada tanaman anggrek
1.      Penyakit Busuk Hitam (Phytopthora spp.)
Infeksinya tampak dengan adanya noda-noda hitam yang menjalar dari bagian tengah tanaman hingga ke daun. Dalam waktu relatif singkat seluruh daun sudah berjatuhan. Cendawan ini menyerang pucuk tanaman dan titik tumbuh. Bagian pangkal pucuk daun terlihat basah dan bila ditarik mudah terlepas. Bila menyerang titik tumbuh, pertumbuhan akan terhenti. Penyebaran penyakit ini sangat cepat bila keadaan lingkungan lembab.
2. Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides) (Penz.) (Sacc.)
Pada daun atau umbi semu mula-mula timbul bercak bulat, mengendap, berwarna kuning atau hijau muda. Akhirnya bercak menjadi coklat dan mempunyai bintik-bintik hitam yang terdiri dari tubuh buah (aservulus) cendawan. Pada umumnya bintik-bintik ini teratur pada lingkaran-lingkaran yang terpusat. Dalam keadaan yang lembab tubuh buah mengeluarkan massa spora (konidium) yang berwarna merah jambu atau jingga. Daun yang terserang akan gugur akhirnya umbi akan gundul.
Pada bunga, penyakit menyebabkan terjadinya bercak-bercak coklat kecil yang dapat membesar dan bersatu sehingga dapat meliputi seluruh bunga.
3. Layu (Sklerotium rolfsii Sacc.) (Stadium Sempurna : Corticium rolfsii Curzi)
Tanaman yang terserang menguning dan layu. Infeksi terjadi pada bagian-bagian yang dekat dengan tanah. Bagian ini membusuk, dan pada permukaannya terdapat miselium cendawan berwarna putih, teratur seperti bulu. Miselium ini membentuk sklerotium, yang semula berwarna putih, kelak berkembang menjadi butir-butir berwarna coklat yang mirip dengan biji sawi.
6.      Busuk Lunak (Erwinia spp.)
Penyakit ini menyerang tanaman anakan dalam kompot. Daun-daun anakan terlihat berair dan warna daun berubah kecoklatan. Pada pseudobulb atau bagian lunak lainnya terjadi pembusukan disertai bau yang tidak enak. Bakteri ini menimbulkan pembusukan pada jaringan yang lunak dan pada jaringan yang bekas digigit serangga.
7.      Rebah Bibit Pythium ultinum, Phytohpthora cactorum dan Rhizoctonia solani.
Pada tanaman muda ditandai dengan gejala damping off, yaitu tanaman mati dan roboh. Bagian pangkal tanaman membusuk, sehingga tidak kuat berdiri tegak. Penyakit berkembang ke atas ke bagian-bagian lunak lainnya.
8.      Bercak Bunga Botrytis cenerea
Pada mahkota bunga mula-mula terdapat bintik-bintik hitam. Bila penyakit telah berkembang lebih lanjut dengan bintik yang sangat banyak, bunga akan busuk dan menghitam.
9.      Karat (Uredo sp.)
Pada permukaan daun terdapat pustul berwarna kuning. Setiap pustul dikelilingi oleh jaringan daun klorotik. Serangan yang hebat menyebabkan daun mengering.
Hama pada tanaman manggis
1.      Penggorok daun. Hama ini menyerang daun muda yang helaiannya baru membuka. Serangan berat dapat menyebabkan tanaman tumbuh merana dikarenakan daun tidak bisa melakukan fotosintesa. Pengendaliannya dapat dilakukan secara mekanis yaitu dengan memangkas,mengumpulkan dan membakar daun-daun yang terserang
2.      Penghisap daun dan buah muda. Hama ini menyerang daun, tunas muda, bunga dan pentil dengan cara mengisap cairan sehingga pertumbuhan daun, tunas muda, bunga dan pentil buah terhambat yang akhirnya dapat menurunkan produksi buah. Bagian tanaman yang terserang tampak bekas tusukan berupa noda kering berwarna coklat kemerahan hingga hitam dan bagian tersebut sangat rapuh.
3.      Kutu putih. Kutu putih merusak penampilan buah manggis.Kutu putih yang masih muda hidup dan menghisap cairan kelopak bunga, tunas atau buah muda, sementara kutu dewasa mengeluarkan semacam tepung putih yang menyelimuti seluruh tubuhnya.
4.       Thrips. Serangan thrips dapat menurunkan kualitas buah manggis karena adanya spot-spot putih yang tersebar pada buah manggis. Gejala serangan hama thrips dimulai pada fase kuncup, bunga mekar , hingga fase perkembangan buah. Populasi hama ini meningkat pesat bila fase-fase tersebut disertai dengan kondisi lingkungan yang lembab dan suhu tinggi.
5.      Tungau. Gejala serangan berupa perubahan warna di tangkai daun, bunga, dan buah menjadi perunggu serta bercak berwarna kekuningan di permukaan daun. Serangan di bagian bawah daun menyebabkan kerusakan jaringan mesofil daun sehingga transpirasi tanaman meningkat.
6.       Tupai. Tupai sering memakan buah manggis yang hampir masak. Setiap ekor tupai mampu menghabiskan 2 – 3 buah manggis per hari.

Penyakit pada tanaman manggis
1.      Busuk akar merah dan busuk akar cokelat
Akar yang terserang penyakit ini berwarna cokelat atau kemerahan dan membusuk. Akibatnya, akar tidak bisa berfungsi sempurna dan pertumbuhan tanaman merana serta produksi buah sangat rendah. Jika tidak dikendalikan, penyakit ini dapat mengakibatkan kematian tanaman dewasa.
2.      Jamur upas
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Upasia salmonicolor. Penyakit ini menyerang terutama pada musim hujan. Cabang atau ranting mati akibat jaringan kulit yang mengering, sehingga sering disebut penyakit mati cabang atau ranting. Awalnya, cabang atau ranting yang terinfeksi berwarna mengilap seperti perak, kemudian berubah warna menjadi merah jambu (seperti kerak). Kerak tersebut merupakan miselium cendawan yang menyerang ke dalam jaringan kulit dan menyebabkan cabang mati.
3.      Hawar benang
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Marasmius scandens. Di permukaan cabang atau ranting terdapat benang-benang putih. Benang-benang tersebut hidup sebagai saprofit dan parasit. Cendawan berupa benang-benang putih ini kemudian meluas hingga ke bagian bawah daun dan menutupi seluruh permukaan daun, sehingga akhirnya daun yang terserang mati.
4.      Hawar rambut kuda
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Marasmius equicrinis. Pada bagian tanaman yang sakit menunjukkan adanya benang-benang berwarna coklat tua kehitaman yang menutupi bagian yang terserang patogen dan selanjutnya bagian tanaman yang sakit akan mati.
5.      Mati ujung
Penyakit mati ujung disebabkan oleh Diplodia sp. Gejala serangan penyakit ini dimulai dengan ujung daun yang mengering sampai tangkai daun. Kemudian, daun menjadi kering dan rontok. Penyakit ini menjalar hingga ke ranting dan menyebabkan ranting berkerut seperti kekurangan air, kemudian seluruh daun di ujung cabang rontok dan cabangpun ikut mengering.
6. Kanker batang atau cabang
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Botryosphaeria ribis. Tanaman yang terserang penyakit ini mengalami perubahan warna kulit batang atau cabang dan mengeluarkan getah, kemudian getah tersebut menggumpal dan mendominasi lapisan di bawah kulit batang. Akibatnya, kulit batang mengering hingga ke jaringan xylem serta daun menjadi pucat dan lemas. Tanaman yang sakit akan cepat berbunga namun bunga dan buahnya menjadi tidak normal.
7.      Buah busuk
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Botryodiplodia theobromae. Gejala serangan diawali dengan adanya burik berwarna coklat pada buah muda, kemudian pecah-pecah dan mengeluarkan getah berwarna kuning. Penampilan buah yang terserang penyakit ini kurang menarik dan keras. Setelah dibuka, daging buah berair, busuk dan lekat dengan kulit buah.
8.      Getah-kuning Getah kuning menyebabkan kulit buah bagian luar (pericarp) tidak mulus sehingga penampilannya kurang menarik. Getah yang masuk ke kulit bagian dalam (endocarp) akan menyebabkan rasa pahit sehingga tidak layak konsumsi. Buah yang terinfeksi hanya dapat diketahui jika buah dibuka. Buah manggis yang terkena getah bening memiliki bobot lebih berat dari pada buah yang sehat
Hama pada tanaman duku
1.       Kelelawar
kelelawar menyerang buah duku yang matang dan siap dipanen.
2.       Kutu perisai (Asterolecantium sp.)
Hama ini menyerang daun dan batang duku.
3.       Kumbang penggerak buah (Curculio sp.)
menyerang buah duku yang sudah matang, sehingga buah duku berlubang dan busuk bila air hujan masuk ke dalamnya.
4.       Kutu putih (Psedococcus lepelleyi)
Hama yang menutupi kuncup daun dan daun muda buah duku. Pengendalian: sama kutu perisai.
Penyakit Tanaman Duku
1.       Penyakit busuk akar
Merupakan penyakit yang berbahaya karena menyerang pohon dan buah duku.
2.       Penyakit antraknosa (Colletotrichum gloeosporiods)
adanya bintik kecoklatan pada rangkaian buah, serangan ini menyebabkan buah berguguran lebih awal dan juga menyebabkan kerugian pasca panen.
3.       Penyakit mati pucuk
Penyebab: cendawan Gloeosporium sp. menyerang ujung cabang dan ranting yang nampak kering.
Hama pada tanaman durian
1.      Penggerek Batang (Batocera sp. , Xyleutes sp.)
Hama ini menyerang tanaman durian dengan cara membuat lubang pada batang, dahan, atau ranting. Gejala serangan ditunjukkan dengan tanaman layu, daun kering dan rontok akhirnya mati.
2.      Penggerek Buah (Tirathaha sp., Dacus dorsalis )
Hama ini menyerang tanaman durian dengan cara membuat lubang pada buah. Gejala serangan ditunjukkan dengan buah busuk berulat dan akhirnya rontok.
3.      Kutu Putih ( Pseudococus sp.)
Kutu putih berbentuk bulat dan berwarna kehijauan, seluruh tubuhnya diselumuti lapisan lilin berwarna putih. Hama ini menyerang tanaman durian dengan cara menghisap cairan daun dan menyelubungi buah durian. Serangan pada bunga menyebabkan kerontokan. Kotorannya sangat manis sehingga mengundang semut serta berpotensi menimbulkan penyakit embun jelaga.
4.      Ulat Daun (Papilia sp., Setora sp., Lymatria sp.)
Hama tersebut menyerang tanaman durian dengan cara memakan daun hingga berlubang dan rusak.
Penyakit pada tanaman durian
1.      Fusarium sp.
Penyakit ini merupakan patogen tular tanah dan sangat berpotensi mematikan tanaman. Tanaman terserang menunjukkan gejala layu, jika dibelah, pada bagian korteks akan tampak warna coklat dan pada bagian yang berkayu akan tampak warna merah muda dengan bercak coklat.
2.      Phytophthora sp.
Gejala serangan pada buah terdapat bercak kebasahan berwarna cokelat kehitaman, membusuk serta terdapat miselium cendawan berwarna putih. Buah durian terserak akan rontok. Sedangkan gejala serangan pada batang ditandai dengan adanya luka yang mengeluarkan lendir berwarna merah pada kulit batang. Setelah batang busuk, pucuk-pucuk tanaman akan mengering, daun layu dan rontok, dan akhirnya mati.
3.      Penyakit Bercak Daun Colletotrichum sp.
Gejala serangan ditandai dengan adanya bercak-bercak besar kering pada daun tanaman serta mengakibatkan daun tanaman berlubang. Musnahkan daun terserang, lakukan pemangkasan pada ranting atau cabang tidak produktif.
4.      Penyakit Akar Putih (Rigodoporus lignosus)
Gejala serangan ditandai dengan adanya daun yang menguning kemudian berubah menjadi coklat sebelum akhirnya mengerut dan gugur.
5.      Penyakit Jamur Upas (pink disease)
Gejala munculnya cairan kuning pada bagian batang terserang dan diselimuti dengan benang-benang jamur berwarna mengkilat berbentuk seperti laba-laba sehingga menyebabkan kematian pada batang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar