TUGAS
HIDROLOGI
Oleh
:
ELFIRA SRI
WAHYUNI
1 2 1 0 2 1 3 0
6 7
PRODI
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
ANDALAS
PADANG
2013
A. LYSIMETER VOLUME (Nonweighing Lysimeter)
Lysimeter adalah
alat yang dipakai untuk mengukur evaporasi dari permukaan tanah secara langsung
(termasuk tanaman di atasnya). Permukaan tanah yang tidak berhubungan dengan
air tanah kemungkinan evaporasinya sangat kecil, karena hanya tergantung dari
air hujan saja. Sedang permukaan tanah yang berhubungan dengan daerah kapiler
kemungkinan evaporasinya lebih besar, karena selalu disuply air dari air tanah.
Banyaknya evaporasi dari permukaan tanah (EB) adalah selisih antara tinggi
hujan (P) dan air yang di drain ke dalam penampungdi bawah tanah (O). Bila
Lysimeter diplotkan pada suatu daerah irigasi yang berarti di atas permukaan
tanah terdapat tanaman, maka evaporasi yang terjadi termasuk akibat tanaman
(evapotranspirasi).
Untuk daerah
perakaran dalam lisimeter dimana semua aliran masuk dan keluar ditiadakan
kecuali irigasi dan saluran drainase, maka dirumuskan sbb :
ET
=Ir – P- ∆S
Apabila
pada awal dan setiap pemberian kadar air tanah dalam lisimeter diusahakan sama
(misal pa KL/kapasitas lapang), maka ET0 = selam pemberian waktu adalah sebagai
berikut :
ET
=Ir – P- ∆S
B. METODE
EMPIRIS (Pengukuran
evapotranspirasi)
Evapotranspirasi potensial adalah
evapotranpirasi yang mungkin terjadi pada kondisi air yang tersedia berlebihan.
Faktor penting yang evapotranspisai potensial adalah terseduianya air yang cukup
banyak. Jika jumlah air yang tersedia secara berlebihan dari yang diperlukan
oleh tanaman selama proses transpirasi, maka jumlah air yang ditransporasikan
akan relative lebih besar dibandingkan apabila tersedianya air di bawah
kepreluan.
Beberapa rumus
empiris untuk menghitung evapotranspirasi potensial diantaranya :
Analisis Evapotranspirasi Metode Meyer
E = 0,35 (ea
– ed) (1 + V/100) mm/hari
Ed = ea * RH
ea
===>lihat tabel berdasar t bola kering
RH
===>lihat tabel berdasar t bola basah & Δ t
V = kecepatan angin (mile/hari)
V = kecepatan angin (mile/hari)
Evapotranspirasi
merupakan faktor dasar untuk menentukan kebutuhan air dalam rencana irigasi dan
merupakan proses yang penting dalam siklus hidrologi.
Analisis Evapotranspirasi Potensial Metode Thornwaite
Data yang
diperlukan dalam metode ini adalah suhu rata-rata bulanan yang didapat dari
suhu rata-rata harian. Data tersebut dianalisis dengan rumus-rumus :
Analisis Neraca Air Metode Thornwaite Mather
Perhitungan
neraca air menurut fungsi meteorologis sangat berguna untuk evaluasi
ketersediaan air di suatu wilayah terutama untuk mengetahui kapan ada surplus
dan defisit air. Neraca air ini umumnya dihitung dengan metoda Thornthwaite
Mather.
Data yang
diperlukan berupa :
1. Curah
hujan bulanan
2. Suhu
udara bulanan
3.
Penggunaan lahan
4. Jenis
tanah atau tekstur tanah
5. Letak
garis lintang
Langkah-langkah
perhitungan :
1.
Hitung suhu udara bulanan rata-rata
Data
suhu udara pada umumnya sulit diperoleh, oleh karena itu suhu udara dapat
diperkirakan dengan data suhu yang ada di suatu tempat :Δ t = 0,006 x Δ ht1 = t
2 ± ΔtΔ h = beda tinggi tempat lokasi 1 dengan lokasi 2 (dalam meter)Δ t = beda suhu udara (Δ C);t2 = suhu udara di lokasi 2.
2 ± ΔtΔ h = beda tinggi tempat lokasi 1 dengan lokasi 2 (dalam meter)Δ t = beda suhu udara (Δ C);t2 = suhu udara di lokasi 2.
2.
Hitung Evapotranspirasi dengan metode
Thornthwaite Mather (Ep)
3.
Hitung selisih hujan (P) dengan evapotranspirasi
4.
Hitung “accumulated potential water losses”
(APWL)
5.
Hitung “Water Holding Capacity” (Sto) berdasar
Tabel (Lampiran 4)
6.
Hitung soil moisture storage (St.)
Sto dihitung atas dasar data tekstur tanah, kedalaman akar
Sto dihitung atas dasar data tekstur tanah, kedalaman akar
7.
Hitung delta St tiap bulannyaΔ st = Sti bulan ke
i dikurangi St bulan ke (i – 1)
8.
Hitung evapotranspirasi aktual (Ea)
untuk bulan basah ( P > Ep), maka Ea = Ep
untuk bulan kering ( P < Ep), maka Ea = P + |- Δ St|
untuk bulan basah ( P > Ep), maka Ea = Ep
untuk bulan kering ( P < Ep), maka Ea = P + |- Δ St|
9.
Hitung surplus air (S); Bila P > Ep, maka S =
( P – EP) - Δ St.
10.
Hitung defisit (D), D = Ep - Ea.
Analisis Evapotranspirasi Metode Turc Langbein
Rumus umum
yang digunakan yaitu konsep neraca air secara meteorologis pada suatu DAS
(Seyhan, 1977) :
P = R + Ea ±
Δ St
Dalam hal
ini :
P = curah
hujan
R = limpasan
permukaan
Ea = evapotranspirasi
aktual
Δ St =
perubahan simpanan
Apabila
neraca air tersebut diterapkan untuk periode rata-rata tahunan, maka Δ St dapat
dianggap nol, sehingga surplus air yang tersedia adalah :
R = P – Ea
Dan jumlah
air yang tersedia diperkirakan sebesar 25% hingga 35% dari surplus air.
Menurut Keijne (1973), evapotranspirasi aktual tahunan dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus Turc-Langbein :
Dalam hal ini :
Menurut Keijne (1973), evapotranspirasi aktual tahunan dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus Turc-Langbein :
Dalam hal ini :
E =
evapotranspirasi aktual (mm/tahun)
Eo =
evaporasi air permukaan (mm/tahun)
P = curah hujan
rata-rata (mm/tahun)
T = suhu
udara rata-rata (oC)
Nilai suhu udara dapat diketahui berdasarkan
data suhu udara rata-rata tahunan dari stasiun yang diketahui dengan persamaan
:
T1 = T2 ±
(Z1 – Z2) 0,006
Dalam hal
ini :
T1 = suhu
udara yang dihitung pada stasiun 1
T2 = suhu
udara yang diketahui dari stasiun 2
Z1 = elevasi
stasiun 1
Z2 = elevasi
stasiun 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar